Mereka mungkin selalu waspada, bertanya-tanya kapan peristiwa kekerasan berikutnya akan terjadi.
Ini dapat menyebabkan anak-anak bereaksi dengan cara berbeda, tergantung pada usia mereka. Berikut uraiannya:
1. Anak-Anak Prasekolah
Anak-anak balita yang menyaksikan kekerasan dalam rumah tangga mungkin mulai melakukan hal-hal yang biasa mereka lakukan ketika masih bayi, seperti mengompol, mengisap jempol, menangis lebih sering, dan merengek.
Mereka juga mungkin mengalami kesulitan tidur, menunjukkan tanda-tanda ketakutan seperti gagap atau bersembunyi, dan menunjukkan tanda-tanda kecemasan perpisahan yang parah.
2. Anak-Anak Usia Sekolah
Anak-anak dalam rentang usia ini mungkin merasa bersalah tentang kekerasan yang terjadi dan menyalahkan diri sendiri. KDRT merusak harga diri mereka.
Mereka mungkin tidak berpartisipasi dalam kegiatan sekolah, nilai akademiknya buruk, memiliki lebih sedikit teman daripada yang lain, dan lebih sering terlibat masalah.
Secara fisik, kesehatan anak-anak yang menjadi korban atau melihat KDRT juga mungkin lebih sering mengalami sakit kepala dan sakit perut.