Buah Hati Cut Intan Nabila Diduga Ikut Jadi Korban, Ini Dampak Jangka Panjang KDRT pada Anak

Arintha Widya - Rabu, 14 Agustus 2024
Dampak jangka pendek dan panjang KDRT pada anak, seperti dialami Cut Intan Nabila dan buah hati.
Dampak jangka pendek dan panjang KDRT pada anak, seperti dialami Cut Intan Nabila dan buah hati. salim hanzaz

Baca Juga: Influencer Aniaya Balita di Daycare, Mengapa Seseorang Melakukan Kekerasan pada Anak?

3. Anak Usia Remaja

Remaja yang menyaksikan kekerasan mungkin bertindak negatif, seperti bertengkar dengan anggota keluarga atau bolos sekolah.

Mereka juga mungkin terlibat dalam perilaku berisiko atau melakukan tindakan-tindakan negatif, seperti:

  • Melakukan seks bebas atau berhubungan seks tanpa pengaman.
  • Mengonsumsi alkohol atau narkoba.
  • Memiliki harga diri yang rendah dan kesulitan menjalin pertemanan.
  • Kerap bertengkar atau menggertak orang lain.
  • Cenderung lebih mungkin terlibat dalam masalah hukum.

Perilaku seperti ini lebih umum terjadi pada remaja laki-laki yang mengalami kekerasan di masa kecil dibandingkan dengan remaja perempuan.

Pada remaja perempuan, mereka cenderung menarik diri dari pergaulan dan mengalami depresi.

Dampak Jangka Panjang KDRT pada Anak

Anak-anak yang menyaksikan atau menjadi korban KDRT di rumah cenderung akan masuk ke dalam hubungan yang abusif atau menjadi pelaku kekerasan saat dewasa.

Sebagai contoh berdasarkan riset McDonald, R., Jouriles, et. al dari Southern Methodist University
berjudul "Estimating the Number of American Children Living in Partner-Violent Families" pada 2006, seorang anak laki-laki yang melihat ibunya dianiaya memiliki kemungkinan 10 kali lebih besar untuk menganiaya pasangannya saat dewasa.

Sementara itu studi L. Cataldo Vargas dan S. Dickson (2005) berjudul "Domestic Violence and Children" dari American Counseling Association, mencatat seorang anak perempuan yang tumbuh di rumah di mana ayahnya menganiaya ibunya, memiliki kemungkinan lebih dari 6 kali lipat untuk mengalami pelecehan seksual dibandingkan dengan anak perempuan yang tumbuh di rumah yang tidak ada kekerasan.

Anak-anak yang menyaksikan atau menjadi korban kekerasan emosional, fisik, atau seksual berisiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan ketika mereka dewasa.

Ini dapat mencakup kondisi kesehatan mental, seperti depresi dan kecemasan; maupun kesehatan fisik semisal diabetes, obesitas, penyakit jantung, harga diri yang rendah, dan masalah lainnya.

Untuk itu, penting menciptakan lingkungan rumah tangga yang penuh kasih sayang agar anak-anak tumbuh dengan baik di masa depan.

Baca Juga: Bangun Tembok Perlindungan: Ini Peran Perempuan Mencegah Kekerasan pada Anak

(*)

Sumber: Women's Health
Penulis:
Editor: Arintha Widya


REKOMENDASI HARI INI

Hukuman Pelaku Pelecehan Seksual Fisik dan Non Fisik Berdasarkan UU TPKS