Ada KDRT, Ini Alasan Perempuan Sebaiknya Tidak Bertahan dalam Hubungan Toksik demi Anak

Arintha Widya - Rabu, 14 Agustus 2024
Perempuan sebaiknya tidak bertahan dalam pernikahan yang toksik dengan KDRT demi anak. Ini alasannya!
Perempuan sebaiknya tidak bertahan dalam pernikahan yang toksik dengan KDRT demi anak. Ini alasannya! spukkato

Parapuan.co - Kawan Puan, sebagian perempuan memilih bertahan dalam hubungan pernikahan meski mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Hal ini pula yang diduga dialami oleh Cut Intan Nabila, mantan atlet anggar yang baru-baru ini viral menjadi korban KDRT oleh Armor Toreador, sang suami.

Dalam unggahannya di Instagram @cut.intannabila, Cut Intan Nabila mengaku sudah beberapa kali mengalami KDRT, tapi memilih bertahan demi anak.

Namun, ia pun menyadari keputusannya bertahan selama 5 tahun menjalani rumah tangga yang toksik adalah salah.

"Selama ini saya bertahan karna anak, ini bukan pertama kalinya saya mengalami KDRT, ada puluhan video lain yang saya simpan sebagai bukti, 5 tahun sudah berumah tangga, banyak nama wanita mewarnai rumah tangga saya, beberapa bahkan teman saya," tulis Cut Intan Nabila.

"Sudah berkali-kali saya maafkan, tapi tak pernah terbuka hatinya, ternyata benar, perselingkuhan dan KDRT tidak akan pernah berubah, maafkan saya jika selama ini menutup diri, membuat beberapa konten menyinggung, saya seorang diri tidak pernah membuka aib rumah tangga saya, saya jaga martabatnya, hari ini saya sudah tidak bisa menahan semua sendiri," imbuhnya.

Berkaca dari KDRT yang diduga dialami Cut Intan Nabila, perempuan sebaiknya tidak bertahan dalam hubungan yang toksik demi anak.

Mengapa? Berikut alasannya yang patut untuk dipertimbangkan jika mengalami KDRT sebagaimana dikutip dari Office on Women's Health!

Lebih Baik Bertahan di Rumah Tangga dengan KDRT atau Jadi Ibu Tunggal?

Baca Juga: Punya Kerabat Seorang Ibu Tunggal? Beri Dukungan dengan Cara Ini

Kawan Puan, memilih antara bertahan demi anak di dalam rumah tangga dengan KDRT atau berpisah dari pasangan dan menjadi ibu tunggal, bisa jadi sangat dilematis.

Namun, ada satu hal yang perlu kamu tahu jika memilih bertahan demi anak saat kamu sendiri mengalami kekerasan dalam rumah tangga.

Anak-anak berkembang dengan baik di lingkungan yang aman, stabil, dan penuh kasih, baik itu dengan satu atau dua orang tua.

Kamu mungkin berpikir selama anak tidak melihat KDRT secara lsngung, mereka tidak akan terpengaruh.

Padahal, anak-anak masih dapat mendengar kekerasan, seperti teriakan atau suara pukulan. Mereka juga merasakan ketegangan dan ketakutan.

Bahkan jika anak-anak tidak melihatmu dianiaya secara langsung, mereka dapat terpengaruh secara negatif oleh kekerasan karena tahu hal itu terjadi.

Untuk itu dengan meninggalkan hubungan yang toksik karena adanya KDRT, kamu membantu anak merasa lebih aman.

Mereka pun bisa tumbuh di lingkungan yang lebih baik, sehingga terhindari dari dampak negatif KDRT.

Cara agar Kamu dan Anak-Anak Aman jika Belum Siap Meninggalkan Hubungan

Baca Juga: Buah Hati Cut Intan Nabila Diduga Ikut Jadi Korban, Ini Dampak Jangka Panjang KDRT pada Anak

Apabila kamu masih belum siap meninggalkan pernikahan yang toksik, ingatlah bahwa keamanan dirimu dan anak adalah prioritas utama.

Kamu bisa mengambil langkah-langkah untuk mengamankan diri dan anak-anak dengan cara di bawah ini:

- Membuat rencana keselamatan untuk diri sendiri dan buah hati, misalnya segera melapor ketika kekerasan terjadi lagi.

Kamu bisa juga menghubungi orang terdekat semisal anggota keluarga untuk menjemputmu dan anak-anak, supaya bisa menjauh dari pasangan untuk sementara waktu.

- Mendengarkan dan berbicara dengan anak, serta memberi tahu mereka bahwa kekerasan tidak boleh terjadi dan itu bukan salah mereka.

- Menghubungi seseorang/lembaga/pihak berwenang yang mendukung korban kekerasan dalam rumah tangga, yang dapat membantumu memahami opsi yang ada ketika perempuan mengalami KDRT.

Lebih lanjut, jika kamu berpikir untuk meninggalkan pasangan, hindari memberitahukan rencanamu pada anak yang masih kecil.

Mereka mungkin belum pandai menjaga rahasia, terlebih jika yang bertanya adalah ayah atau orang terdekatnya.

Agar kamu dan anak-anak aman, diskusikan dengan keluarga atau kerabat yang terpercaya tentang langkah yang akan kamu ambil.

Itulah tadi alasan mengapa perempuan sebaiknya tidak bertahan dalam pernikahan yang toksik demi anak. Semoga bermanfaat!

Baca Juga: Pengaruh KDRT Pada Masalah Kejiwaan, Seperti Dialami Renata dalam Sinopsis Film Sehidup Semati

(*)

Sumber: Women's Health
Penulis:
Editor: Arintha Widya


REKOMENDASI HARI INI

Panduan Membandingkan Harga Online dan Offline Saat Berbelanja, Lebih Hemat Mana?