Baca Juga: 6 Strategi Sukses Implementasi Kurikulum Merdeka yang Perlu Diketahui Guru dan Sekolah
Guru bisa menyajikan cerita tentang seorang pasien yang mengalami masalah pencernaan, seperti sering merasa mual setelah makan, sakit perut, dan tidak bisa mencerna makanan tertentu dengan baik.
Pasien telah pergi ke dokter, tetapi tidak ada diagnosis yang jelas, dan sekarang siswa diminta untuk membantu memahami apa yang mungkin menjadi penyebabnya.
Guru mengajak siswa untuk melakukan analisis dengan membentuk kelompok, mengembangkan hipotesis dari kemungkinan penyebab masalah pencernaan dari pasien tadi, kemudian menulis diagnosis dan mempresentasikan penyebabnya.
Selanjutnya, guru dan para siswa mengevaluasi bersama dan meninjau apakah solusi yang disampaikan peserta didik efektif.
3. Model Pembelajaran Inquiry Based Learning
Model pembelajaran berbasis inkuiri adalah pembelajaran yang memungkinkan siswa secara mandiri mengajukan pertanyaan, melakukan penelitian atau penelusuran, mengikuti tes, atau penelitian untuk mendapatkan informasi yang mereka butuhkan.
Dalam model ini, siswa dibimbing untuk menemukan materi yang disajikan dalam pelajaran melalui pertanyaan-pertanyaan dan introspeksi diri.
Dengan model pembelajaran ini, siswa perlu dihadapkan pada suatu topik, eksperimen, atau kasus tertentu untuk diamati dan diselidiki.
Apabila ada hal yang tidak diketahui, siswa perlu secara aktif mengajukan pertanyaan, merencanakan penelitian, mengumpulkan data atau informasi dan penelitian, menganalisis data, merancang kesimpulan dan mengkomunikasikan informasi yang mereka peroleh.
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Pembelajaran Intrakurikuler dan Kokurikuler di Kurikulum Merdeka
4. Model Pembelajaran Discovery Learning
Discovery learning adalah model pembelajaran yang menekankan proses memahami secara aktif dan mandiri yang dilakukan siswa.
Dalam metode ini, guru berperan sebagai supervisor, yang menanyakan kepada siswa tentang hal-hal berkaitan dengan materi tertentu.
Siswa kemudian ditugaskan untuk menemukan, meneliti, dan mengamati sesuatu sebagai modal menjawab pertanyaan yang diajukan guru.
Model pembelajaran ini menekankan pentingnya memahami gagasan dalam suatu disiplin ilmu lewat peran aktif siswa.
5. Model Pembelajaran Cooperative Learning
Terakhir, yaitu model pembelajaran kooperatif yang melibatkan sejumlah siswa dalam suatu kelompok untuk belajar secara maksimal.
Pembelajaran ini mengkolaborasikan siswa dari tingkat pengetahuan rendah, sedang, dan tinggi, untuk memahami pentingnya kerja sama.
Tak hanya berbeda dalam tingkat pengetahuan, heterogenitas dalam model pembelajaran kooperatif ini juga dilakukan dengan menggabungkan siswa berbeda gender, ras, dan mungkin etnis ke dalam satu kelompok.
Itulah tadi beberapa model pembelajaran yang bisa diterapkan sebagai implementasi dari Kurikulum Merdeka di sekolah.
Kawan Puan bisa memilih yang paling sesuai diterapkan di lingkungan tempatmu mengajar, serta yang memudahkanmu dan para siswa.
Baca Juga: Siswa Bisa Pilih Mata Pelajaran, Ini Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum Merdeka
(*)