5 Model Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka yang Bisa Guru Terapkan

Arintha Widya - Jumat, 16 Agustus 2024
Mengenal 5 model pembelajaran yang bisa diterapkan dalam Kurikulum Merdeka.
Mengenal 5 model pembelajaran yang bisa diterapkan dalam Kurikulum Merdeka. golero

Parapuan.co - Kawan Puan yang berprofesi sebagai guru atau pengajar, kamu perlu segera mempersiapkan diri untuk mengubah metode pembelajaran.

Pasalnya, mulai 2027 mendatang Kurikulum Merdeka disebut sudah dilaksanakan secara nasional di sekolah-sekolah.

Bila kamu merasa kesulitan menerapkan metode pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka, pada dasarnya implementasinya sederhana.

Kamu diberikan keleluasaan untuk merancang metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan kondisi lingkungan belajar.

Sebagai panduan, ada beberapa model pembelajaran yang bisa kamu terapkan ketika mengimplementasikan Kurikulum Merdeka di sekolah.

Apa saja? Muhammad Arsyad dan Elsya Febiana Fahira mengungkapnya dalam buku "Model-Model Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka".

Yuk, simak pemaparan dalam buku tersebut sebagaimana telah PARAPUAN rangkum di bawah ini!

1. Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)

Model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning atau PjBL) adalah model pembelajaran yang dimulai dengan sebuah proyek untuk mendapatkan pengetahuan.

Baca Juga: Ini Syarat dan Cara Daftar Beasiswa Pelatihan untuk Guru SMP dan SMA

Pembelajaran ini menggunakan proyek sebagai langkah awal untuk memperoleh dan menggabungkan pengetahuan baru berdasarkan pengalaman nyata.

Contohnya, guru melakukan eksperimen sains dengan membawa miniatur jaringan listrik di depan kelas untuk menjelaskan tentang rangkaian seri dan paralel pada listrik.

2. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Pembelajaran berbasis masalah adalah pendekatan yang mengajarkan pengetahuan baru kepada siswa dengan cara menghadirkan masalah di awal untuk diselesaikan oleh siswa.

Namun, guru tetap harus memastikan bahwa masalah yang dihadirkan relevan dan nyata.

Model pembelajaran ini dianggap sebagai pendekatan strategis untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Guru diharapkan dapat menyampaikan materi tanpa membuat siswa merasa bosan.

Dengan mendorong kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis, siswa dapat menjadi lebih aktif di dalam kelas.

Contoh penerapan metode ini, misalnya dalam konteks pembelajaran Biologi di mana guru memulai dengan memberikan skenario atau masalah kepada siswa.

Baca Juga: 6 Strategi Sukses Implementasi Kurikulum Merdeka yang Perlu Diketahui Guru dan Sekolah

Guru bisa menyajikan cerita tentang seorang pasien yang mengalami masalah pencernaan, seperti sering merasa mual setelah makan, sakit perut, dan tidak bisa mencerna makanan tertentu dengan baik.

Pasien telah pergi ke dokter, tetapi tidak ada diagnosis yang jelas, dan sekarang siswa diminta untuk membantu memahami apa yang mungkin menjadi penyebabnya.

Guru mengajak siswa untuk melakukan analisis dengan membentuk kelompok, mengembangkan hipotesis dari kemungkinan penyebab masalah pencernaan dari pasien tadi, kemudian menulis diagnosis dan mempresentasikan penyebabnya.

Selanjutnya, guru dan para siswa mengevaluasi bersama dan meninjau apakah solusi yang disampaikan peserta didik efektif.

3. Model Pembelajaran Inquiry Based Learning

Model pembelajaran berbasis inkuiri adalah pembelajaran yang memungkinkan siswa secara mandiri mengajukan pertanyaan, melakukan penelitian atau penelusuran, mengikuti tes, atau penelitian untuk mendapatkan informasi yang mereka butuhkan.

Dalam model ini, siswa dibimbing untuk menemukan materi yang disajikan dalam pelajaran melalui pertanyaan-pertanyaan dan introspeksi diri.

Dengan model pembelajaran ini, siswa perlu dihadapkan pada suatu topik, eksperimen, atau kasus tertentu untuk diamati dan diselidiki.

Apabila ada hal yang tidak diketahui, siswa perlu secara aktif mengajukan pertanyaan, merencanakan penelitian, mengumpulkan data atau informasi dan penelitian, menganalisis data, merancang kesimpulan dan mengkomunikasikan informasi yang mereka peroleh.

Baca Juga: Mengenal Apa Itu Pembelajaran Intrakurikuler dan Kokurikuler di Kurikulum Merdeka

4. Model Pembelajaran Discovery Learning

Discovery learning adalah model pembelajaran yang menekankan proses memahami secara aktif dan mandiri yang dilakukan siswa.

Dalam metode ini, guru berperan sebagai supervisor, yang menanyakan kepada siswa tentang hal-hal berkaitan dengan materi tertentu.

Siswa kemudian ditugaskan untuk menemukan, meneliti, dan mengamati sesuatu sebagai modal menjawab pertanyaan yang diajukan guru.

Model pembelajaran ini menekankan pentingnya memahami gagasan dalam suatu disiplin ilmu lewat peran aktif siswa.

5. Model Pembelajaran Cooperative Learning

Terakhir, yaitu model pembelajaran kooperatif yang melibatkan sejumlah siswa dalam suatu kelompok untuk belajar secara maksimal.

Pembelajaran ini mengkolaborasikan siswa dari tingkat pengetahuan rendah, sedang, dan tinggi, untuk memahami pentingnya kerja sama.

Tak hanya berbeda dalam tingkat pengetahuan, heterogenitas dalam model pembelajaran kooperatif ini juga dilakukan dengan menggabungkan siswa berbeda gender, ras, dan mungkin etnis ke dalam satu kelompok.

Itulah tadi beberapa model pembelajaran yang bisa diterapkan sebagai implementasi dari Kurikulum Merdeka di sekolah.

Kawan Puan bisa memilih yang paling sesuai diterapkan di lingkungan tempatmu mengajar, serta yang memudahkanmu dan para siswa.

Baca Juga: Siswa Bisa Pilih Mata Pelajaran, Ini Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum Merdeka

(*)

Penulis:
Editor: Arintha Widya


REKOMENDASI HARI INI

6 Bahan Alami untuk Membantu Mengatasi Masalah Biang Keringat