Survei Sebut Orang Indonesia Masih Suka Belanja Offline untuk Kebutuhan Ini

Arintha Widya - Minggu, 18 Agustus 2024
Kebiasaan belanja di toko fisik masih jadi pilihan orang Indonesia menurut survei.
Kebiasaan belanja di toko fisik masih jadi pilihan orang Indonesia menurut survei. Adene Sanchez

Parapuan.co - Kawan Puan, kebiasaan belanja orang Indonesia di era digital yang semakin berkembang terus mengalami perubahan signifikan.

Seperti kita tahu, tren belanja online menunjukkan peningkatan yang pesat dari tahun ke tahun.

Namun, rupanya banyak konsumen Indonesia yang masih memilih untuk berbelanja secara langsung di toko fisik.

Tak jarang, konsumen mengombinasikan metode belanja online dan offline untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal.

Hal itu terungkap dalam studi terbaru Populix berjudul "Understanding Shopper Preferences in Grocery Shopping" seperti dalam pers rilis yang diterima PARAPUAN.

Bahwasanya, sebesar 25 persen responden mengatakan mereka berbelanja baik melalui toko fisik maupun platform e-groceries dalam enam bulan terakhir.

Mereka mengombinasikan kedua metode belanja tersebut karena ingin menghemat waktu dan tenaga (59 persen).

Selain itu, konsumen bisa menemukan beragam produk dengan penawaran terbaik (55 persen), serta ingin memaksimalkan kelebihan dari kedua metode tersebut (52 persen).

E-groceries utamanya dimanfaatkan oleh responden yang telah berkeluarga dan memiliki anak, serta para pegawai kantoran.

Baca Juga: Strategi Agar Ide Usaha Toko Kelontong Bisa Bersaing dengan Toko Ritel Modern

Kelompok masyarakat ini membutuhkan opsi berbelanja yang mengutamakan kenyamanan berbelanja dari mana saja, dan layanan pengantaran bebas biaya untuk mendukung rutinitas sehari-hari mereka yang padat.

Sementara itu, toko fisik diminati karena memberikan pengalaman interaksi dengan barang dan pegawai toko yang tidak dapat ditemukan dari layanan online.

Berbelanja di Toko Fisik

Studi Populix menunjukkan bahwa 74 persen responden memilih hanya berbelanja secara langsung di toko fisik.

Minimarket menjadi tempat berbelanja yang paling banyak dipilih dalam kurun waktu enam bulan terakhir.

Sebanyak 77 persen masyarakat Indonesia memilih minimarket untuk membeli barang kebutuhan sehari-hari, khususnya di antara responden perempuan dan pegawai kantoran.

Sementara itu, 58 persen responden memilih berbelanja di supermarket, dan 26 persen belanja di hypermarket dalam enam bulan terakhir.

Berikut ini detail informasi mengenai perilaku belanja orang Indonesia di toko fisik:

1. Minimarket

Baca Juga: Masih Ada FOMO, Ini Tren Perilaku Belanja Milenial dan Gen Z Tahun 2024

Orang Indonesia berbelanja di minimarket karena lokasi toko yang mudah ditemukan dan memiliki jenis produk yang beragam.

Mereka menyediakan anggaran rata-rata sebesar Rp400.000 dalam sekali kunjungan, terutama untuk membeli makanan dan minuman dalam kemasan.

Orang Indonesia juga cenderung memiliki frekuensi kunjungan yang cukup sering hingga 2-3 kali dalam seminggu, tetapi dengan durasi singkat, yaitu kurang dari 1 jam.

Ketika berbelanja di minimarket, ketersediaan stok barang kerap menjadi tantangan yang sering ditemukan oleh orang Indonesia.

Indomaret dan Alfamart merupakan dua brand yang paling dikenal dan paling sering dikunjungi karena persebarannya yang luas di Indonesia.

2. Supermarket

Responden rata-rata mengeluarkan anggaran sekitar Rp600.000 untuk berbelanja di supermarket.

Mereka mengunjungi supermarket satu kali dalam sebulan dengan durasi kurang dari 2 jam ketika stok menipis atau setelah gajian.

Makanan dalam kemasan dan kebutuhan sehari-hari menjadi barang yang paling banyak dibeli.

Baca Juga: Survei Sebut 3 dari 5 Orang Akan Habiskan Rp3 Juta untuk Belanja Ramadan 2024, Beli Apa?

Saat mengunjungi supermarket, antrean kasir yang panjang dan lokasi supermarket yang terpencil menjadi beberapa tantangan utama yang dihadapi masyarakat.

Sementara itu, dua merek supermarket yang paling dikenal dan banyak dikunjungi oleh masyarakat Indonesia adalah Alfamidi dan Indomaret Fresh.

3. Hypermarket

Data menunjukkan bahwa hypermarket menjadi pilihan orang-orang yang sudah berkeluarga dan memiliki anak, serta pegawai kantoran.

Secara rata-rata, orang Indonesia mengeluarkan sekitar Rp800,000 dalam sekali kunjungan untuk membeli makanan dalam kemasan dan barang kebutuhan sehari-hari, seperti sembako.

Mereka biasanya mengunjungi hypermarket sebulan sekali setelah gajian atau ketika stok di rumah tinggal sedikit, dengan durasi 1-3 jam.

Hypermart dan Superindo menjadi dua brand hypermarket utama pilihan para responden.

Berbelanja di Platform E-groceries

Studi Populix ini juga mengungkap bahwa 26 persen responden berbelanja di platform e-groceries dalam enam bulan terakhir.

Di antara berbagai pemain di industri platform e-groceries, Alfagift, Klik Indomaret, GrabMart, HappyFresh, Sayurbox, GoFresh, ShopeeSegar, AlloFresh, Segari, ASTRO, dan Circle K Shopping adalah yang paling sering digunakan masyarakat.

E-groceries banyak digunakan untuk membeli kebutuhan sehari-hari dan makanan dalam kemasan, dengan rata-rata pengeluaran sekitar Rp500.000 setiap sekali transaksi.

Masyarakat Indonesia mengungkap bahwa e-groceries semakin diminati karena dapat menghemat biaya berbelanjam berkat banyaknya program promosi dan penawaran kenyamanan layanan pengantaran ke rumah.

Bagaimana dengan kebiasaan belanja Kawan Puan?

Baca Juga: Pentingnya Omnichannel sebagai Saluran Belanja Online dan Offline Masyarakat

(*)

Penulis:
Editor: Arintha Widya


REKOMENDASI HARI INI

Ada Budi Pekerti, Ini 3 Film Indonesia Populer yang Bertema Guru