Parapuan.co - Mungkin Kawan Puan pernah memperhatikan bahwa beberapa lansia cenderung lebih mudah marah atau tersinggung.
Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, baik fisik maupun psikologis.
Memahami penyebab di balik perubahan emosi ini penting agar kamu bisa memberikan dukungan yang lebih baik kepada mereka.
Berikut ini PARAPUAN merangkum penjelasan mengenai penyebab dan faktor yang membuat lansia mudah marah, yang perlu dipahami oleh para caregiver.
1. Perubahan Hormonal
Mengutip dari laman Griswold Home Care, penyebab utama mengapa lansia menjadi mudah marah adalah faktor hormonal.
Ketika berusia lanjut, laki-laki mengalami penurunan testoteron sejak usia 40 tahun.
Sedangnya untuk perempuan, mereka mengalami penurunan estrogen sejak usia 50 tahun.
Penurunan hormon ini pada akhirnya menyebabkan perubahan suasana hati yang signifikan.
Baca Juga: Kenapa Anak Perempuan Sering Menjadi Pengasuh Utama Orang Tuanya?
Perempuan yang sudah berusia lanjut akan cenderung menangis dan melampiaskan emosinya dengan marah-marah atau mengomel.
2. Alzheimer atau Demensia
Kawan Puan, alzheimer dan demensia rupanya juga menjadi penyebab lansia mudah marah.
Hilangnya ingatan dan gangguan kognitif dapat menyebabkan kemarahan dan frustasi.
Kondisi ini pada akhirnya menyebabkan lansia melampiaskan kemarahannya pada orang-orang sekitar.
3. Masalah Komunikasi
Kesulitan dalam berkomunikasi, baik karena masalah pendengaran maupun penurunan kemampuan berbicara, dapat menyebabkan frustrasi pada lansia.
Ketika mereka merasa tidak bisa mengungkapkan apa yang mereka rasakan atau butuhkan, mereka mungkin menjadi lebih mudah marah.
Baca Juga: Tantangan yang Dihadapi Perempuan sebagai Pengasuh Utama Orang Tua
4. Kurangnya Dukungan Emosional
Lansia yang merasa tidak mendapat dukungan emosional dari keluarga atau teman cenderung lebih mudah merasa marah.
Perasaan diabaikan atau tidak dipedulikan bisa membuat mereka merasa tidak berharga, yang pada akhirnya menimbulkan kemarahan.
5. Rasa Sakit dan Penyakit Kronis
Banyak lansia menderita penyakit kronis seperti artritis, diabetes, atau penyakit jantung yang menyebabkan rasa sakit terus-menerus.
Rasa sakit yang berkepanjangan ini bisa membuat mereka merasa frustrasi, tidak nyaman, dan pada akhirnya marah.
Selain itu, pengobatan yang mereka jalani juga bisa memiliki efek samping yang memengaruhi suasana hati.
Dengan memahami penyebab lansia mudah marah, sebagai caregiver kamu bisa memberikan dukungan yang tepat, baik itu perhatian, komunikasi, atau bantuan medis.
Kamu juga bisa lebih bersabar dan empati dalam merawat orang tua yang sudah lansia.
Baca Juga: Seperti Maria Indra Rawat Suami yang Stroke, Ini Pentingnya Support System untuk Para Caregiver
(*)