Kunci Pembentukan Karakter pada Peserta Didik dalam Kurikulum Merdeka

Arintha Widya - Rabu, 21 Agustus 2024
Pendidikan karakter peserta didik dalam kurikulum merdeka
Pendidikan karakter peserta didik dalam kurikulum merdeka eggeeggjiew

Parapuan.co - Kurikulum Merdeka yang diminta untuk segera diimplementasikan ternyata memiliki sejumlah kelebihan.

Salah satunya adalah dapat mengembangkan kompetensi peserta didik melalui pendidikan karakter sejak dini.

Hal tersebut disampaikan oleh Drs. Zulfikri Anas, M.Ed., Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).

Zulfikri Anas menyinggung mengenai pentingnya pendidikan karakter pada peserta didik dalam webinar "Kurikulum Merdeka: Pembelajaran Berpusat pada Peserta Didik" 2022 lalu.

Merangkum laman Direktorat Sekolah Dasar Kemendikbud Ristek, Zulfikri menyebutkan bahwa cara berpikir dalam pendidikan harus diubah dari sekadar menyampaikan materi, ke arah yang lebih berpusat pada perkembangan individu anak.

Dalam sistem pendidikan sebelumnya, baik kurikulum berbasis materi maupun berbasis kompetensi belum sepenuhnya berhasil mengatasi permasalahan ini.

Oleh karena itu, Kurikulum Merdeka dihadirkan sebagai upaya untuk mengubah pola pikir semua pihak dalam dunia pendidikan.

"Anak-anak tumbuh dan berkembang berdasarkan kodratnya. Untuk itu dalam proses pendidikan, konsep merdeka harus diartikan sebagai memberikan ruang yang seluas-luasnya kepada anak untuk menggunakan pola pikir dengan cara belajar mereka," kata Zulkifli.

"Dengan begitu, mereka menemukan jati dirinya sejak dini, dan setiap anak pasti memiliki potensi yang berbeda antara anak satu dengan anak yang lainnya," imbuhnya.

Baca Juga: Adaptasi Sistem Pendidikan di Finlandia, Ini Bedanya dengan Kurikulum Merdeka

"Pembelajaran berpusat kepada anak itu artinya menghidupkan mesin belajar yang ada di dalam diri setiap anak," paparnya lagi.

Membangun Karakter Pelajar Pancasila

Hal senada diungkap pula oleh Tri Utami Widayati, S.Pd., seorang guru di SD Negeri 47 Kota Jambi pada kesempatan yang sama.

Menurut Tri Utami, Kurikulum Merdeka dirancang untuk memberi ruang kepada setiap individu anak untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodratnya sebagai manusia yang berpikir.

Dengan cara ini, mereka dapat menemukan jati diri mereka sejak dini, serta mengembangkan potensi unik yang dimiliki setiap anak.

Ia menuturkan bahwa penerapan Kurikulum Merdeka di sekolahnya mendapat banyak dukungan, baik dari Kemendikbud Ristek, kepala sekolah, hingga orang tua siswa.

Salah satu bentuk dukungan yang sangat membantu adalah platform Merdeka Mengajar yang memudahkan guru dalam mengakses bahan ajar dan asesmen.

Dukungan ini memungkinkan guru untuk terus belajar dan meningkatkan kompetensi, yang pada akhirnya membantu menciptakan pembelajaran yang berpusat pada siswa.

"Dari aplikasi Merdeka Mengajar, kami para guru sangat terbantu, karena bisa download atau mengakses bahan ajar, assessment, dan sebagainya yang tersedia dalam fitur-fitur di dalamnya," ujar Utami.

Baca Juga: 5 Model Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka yang Bisa Guru Terapkan

Dalam Kurikulum Merdeka, pembelajaran berpusat pada siswa berarti menghidupkan potensi belajar dalam diri setiap anak.

Tri Utami menekankan bahwa kemampuan dan karakteristik setiap siswa berbeda-beda, sehingga capaiannya pun akan berbeda.

Implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah

Dwi Nurani, S.K.M., M.Si., dari Direktorat Sekolah Dasar, menjelaskan bahwa Kurikulum Merdeka menawarkan fleksibilitas yang sangat dibutuhkan dalam menghadapi krisis pembelajaran akibat pandemi.

Kurikulum ini berfokus pada materi esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik, dengan memberikan kemerdekaan kepada guru, kepala sekolah, dan siswa untuk memilih pembelajaran yang sesuai dengan kondisi satuan pendidikan dan karakteristik siswa.

"Salah satu keunggulan dari Kurikulum Merdeka ini adalah fleksibel, yang berfokus pada materi esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik," terang Dwi Nurani.

"Selain itu, Kurikulum Merdeka juga memiliki keunggulan yaitu memberikan kemerdekaan, baik kemerdekaan untuk guru, kepala sekolah, ataupun siswa untuk memilih pembelajaran yang sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, serta sesuai dengan karakteristik siswanya," imbuhnya lagi.

Salah satu keunggulan lain dari Kurikulum Merdeka adalah relevansi dan interaktivitasnya, di mana pembelajaran dapat dilakukan melalui kegiatan proyek.

Kegiatan ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual, seperti lingkungan dan kesehatan, yang juga mendukung pengembangan karakter dan penguatan profil pelajar Pancasila.

Dwi Nurani berharap, Kurikulum Merdeka dapat disosialisasikan dengan baik kepada seluruh masyarakat Indonesia, agar semua pihak dapat berkontribusi dalam mendukung implementasi kurikulum ini untuk pendidikan yang lebih baik.

Wah, semoga implementasinya sesuai dengan harapan banyak pihak seperti di atas ya, Kawan Puan.

Baca Juga: Tips Mengajar Anak PAUD dengan Kurikulum Merdeka agar Belajar Menyenangkan

(*)

Sumber: Kemendikbudristek
Penulis:
Editor: Arintha Widya


REKOMENDASI HARI INI

Borong Perlengkapan Ibu dan Bayi di Waktunya IMBEX Berd15kon!