Parapuan.co - Kawan Puan, berita duka datang dari keluarga Ayu Ting Ting akhir Agustus 2024 kemarin.
Keponakan Ayu Ting Ting, yaitu putra kedua dari Assyifa Nuraini (Syifa), Rayaz Zoltan Fachrizal.
Mengutip Tribunnews, Rayaz Zoltan Fachrizal yang baru berusia sekitar dua bulan meninggal dunia lantaran dehidrasi.
Ayu Ting Ting menceritakan kronologi meninggalnya sang keponakan, yang sebelumnya sempat mengalami muntah dan sering buang air (diare).
"Menurut diagnosa dokter katanya dehidrasi. Muntahnya tuh sering ternyata dan buang air terus," kata Ayu Ting Ting, Minggu (1/9/2024).
Terlepas dari sakit yang dialami keponakan Ayu Ting Ting, kondisi muntah dan diare pada bayi memang perlu mendapatkan perhatian.
Apa lagi jika kondisi tersebut berlangsung lebih dari 24 jam. Lantas, kapan muntah dan diare pada bayi perlu diwaspadai?
Simak informasi mengenai muntah dan diare pada bayi seperti dirangkum dari Seattle Childrens di bawah ini!
Hal-Hal yang Harus Kamu Tahu tentang Muntah dan Diare
Baca Juga: Apakah Bayi Sudah Cukup ASI? Ini Tanda si Kecil Mengalami Dehidrasi
Sebagian besar muntah disebabkan oleh infeksi virus pada perut. Terkadang, keracunan makanan ringan adalah penyebabnya.
Muntah adalah cara tubuh melindungi usus bagian bawah. Sedangkan diare ialah cara tubuh mengeluarkan kuman.
Ketika muntah dan diare terjadi bersamaan, tangani muntah terlebih dahulu. Tidak perlu melakukan tindakan khusus untuk diare.
Risiko utama dari muntah adalah dehidrasi, ketika tubuh terlalu banyak kehilangan cairan.
Perawatan atau Pertolongan Pertama Muntah dan Diare
1. Pada Bayi yang DBF (Direct Breastfeeding atau Disusui Langsung)
Bila bayi DBF mengalami muntah, berhenti menyusuinya. Jika muntahnya lebih dari sekali, susui selama 5 menit setiap 30 hingga 60 menit.
Setelah 4 jam tanpa muntah, kamu bisa kembali ke pola menyusui yang biasa.
Jika bayi masih terus muntah, beralihlah ke ASI yang dipompa. Bayi yang menyusu jarang membutuhkan larutan rehidrasi oral.
Baca Juga: Dokter Ungkapkan Pentingnya Memiliki Kotak P3K di Rumah Beserta Tips Penyimpanannya
Larutan rehidrasi oral baru dapat digunakan apabila muntahnya semakin parah. Itupun dengan dosis kecil, sekitar 5-10 ml setiap 5 menit.
Setelah 4 jam tanpa muntah, kembali ke pola menyusui yang biasa. Mulailah menyusui selama 5 menit setiap 30 menit.
Semisal bayi sudah bisa mengonsumsi ASI dalam rentang waktu tersebut dan tidak lagi muntah, tambah volume atau intensitas menyusui.
2. Pada Bayi yang Diberi Susu Formula - Beri Larutan Rehidrasi Oral (ORS) selama 8 Jam
Bila bayimu mengonsumsi susu formula atas resep dokter dan mengalami muntah lebih dari sekali, berikan ORS selama 8 jam.
Jika tidak memiliki ORS, gunakan susu formula sampai kamu memperoleh larutan rehidrasi oral tersebut.
Berikan ORS dalam jumlah kecil menggunakan sendok atau alat suntik, sebanyak 5-10 ml setiap 5 menit.
Setelah 4 jam tanpa muntah, gandakan jumlahnya. Kamu bisa kembali ke susu formula seperti biasa jika bayi tidak lagi muntah dalam 8 jam ke depan.
Kapan Harus Menghubungi Dokter?
Baca Juga: Bisa Dialami Semua Usia, Ini Penyebab Diare dan Cara Mengatasinya
Apabila kondisi tidak membaik, kapan kamu harus menghubungi dokter? Kenali tanda-tanda berikut:
- Muntah cairan jernih selama lebih dari 8 jam.
- Muntah berlangsung lebih dari 24 jam.
- Ada darah atau empedu (warna hijau) dalam muntahan.
- Sakit perut terjadi bahkan saat tidak muntah.
- Diduga mengalami dehidrasi (tidak buang air kecil selama lebih dari 8 jam, urin berwarna gelap, mulut sangat kering, dan tidak ada air mata).
- Diare menjadi parah.
- Ketika kamu berpikir anak perlu diperiksa, dan kondisinya memburuk.
Itulah tadi perawatan muntah dan diare pada bayi, serta kapan kondisinya perlu diwaspadai. Semoga bermanfaat!
Baca Juga: Kenali 7 Kondisi yang Menyebabkan Diare dan Muntah Bersamaan
(*)