“Bagaimana perempuan dipromosikan ke posisi manajemen senior di sektor pendidikan tinggi, dapat memainkan peran yang lebih strategis dalam menggerakkan sektor tersebut,” tutur Summer.
Ia juga mengingatkan bahwa kita perlu menciptakan lebih banyak panutan perempuan bagi gadis-gadis muda lainnya.
“Jadi, menurut saya, kita perlu menciptakan jalur dan lingkungan yang bisa mendukung (tujuan tersebut), sehingga mereka dapat berhasil mencapai kesetaraan,” tambahnya.
Maka melihat hal tersebut, British Council sebagai organisasi internasional untuk hubungan budaya, berusaha untuk membangun lanskap pendidikan tinggi di Asia Tenggara yang lebih setara, beragam dan inklusif.
“Kami bekerja di lebih dari 100 negara. Itulah sebabnya kami memiliki komitmen serius untuk mengarusutamakan kesetaraan, keberagaman, dan inklusi. Tanpa komitmen itu, kami tidak akan dapat melakukan pekerjaan yang kami lakukan, karena kami berinteraksi dengan orang-orang dari latar belakang yang berbeda setiap hari,” tutur Summer yang mengatakan bahwa pendidikan adalah prioritas utama British Council dan dianggap sebagai bagian penting dari aset budaya.
Untuk mewujudkan DNA British Council yang selalu mempromosikan da mengutamakan kesetaraan, keberagaman, dan inklusivitas, ragam program yang dibuat dipastikan dapat memenuhi prinsip tersebut. Misalnya saja di tingkat regional, bersama sejumlah partner, British Council meluncurkan sebuah proyek yang bertujuan untuk menguatkan kepemimpinan di lembaga pendidikan tinggi di Asia Tenggara.
“Jadi proyek ini bertujuan untuk memberdayakan para pemimpin pendidikan tinggi dalam memungkinkan akses yang lebih adil dan inklusif bagi kelompok yang kurang terwakili di sektor pendidikan tinggi di Inggris dan Asia Tenggara, termasuk kaum perempuan,” jelas Summer.
Baca Juga: Beasiswa Khusus Perempuan Indonesia, Ini Syarat dan Cara Daftar Djitu 2024