Parapuan.co - Seiring perkembangan zaman, pria kini memiliki lebih banyak pilihan kontrasepsi untuk ikut serta dalam perencanaan keluarga.
Dari metode tradisional hingga inovasi terbaru, beragam pilihan kontrasepsi memberikan alternatif yang aman dan efektif untuk mencegah kehamilan.
Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan, mulai dari bersifat sementara hingga permanen.
Teknologi terus mendorong terciptanya metode kontrasepsi pria yang lebih modern dan efisien, seperti kontrasepsi termal dan imunokontrasepsi.
Namun, metode klasik seperti kondom dan vasektomi tetap menjadi pilihan utama karena sudah terbukti keamanannya.
Dengan banyaknya pilihan, pria dapat lebih bertanggung jawab dalam merencanakan keluarga.
Melansir dari ncbi.nlm.nih.go, berikut 6 jenis kontrasepsi pria yang dapat dipertimbangkan:
1. Ejakulasi Ex-Vaginal (Penarikan)
Baca Juga: Tak Mengganggu, 4 Alat Kontrasepsi Ini Aman Dipakai Perempuan
Penarikan, atau ejakulasi di luar vagina, adalah metode kontrasepsi tradisional di mana pria menarik penisnya sebelum ejakulasi.
Meski tidak memerlukan biaya dan alat, metode ini menuntut pengendalian diri yang tinggi dan memiliki tingkat kegagalan sebesar 18-22 persen.
Penarikan masih digunakan oleh sekitar 40 juta pasangan di dunia.
Metode ini cenderung tidak efektif bagi pengguna yang kurang berpengalaman dan dapat mengurangi kenikmatan hubungan seksual.
2. Kondom
Salah satu metode kontrasepsi pria yang paling umum digunakan.
Kondom, baik dari lateks atau non-karet (poliuretan), berfungsi sebagai penghalang fisik yang mencegah sperma memasuki rahim.
Selain mencegah kehamilan, kondom juga melindungi dari infeksi menular seksual.
Meskipun efektif, tingkat kegagalannya sekitar 13 persen yang sebagian besar disebabkan oleh kesalahan penggunaan.
Baca Juga: Dianggap Legalkan Pergaulan Bebas, Ini Penjelasan Kemenkes tentang Kontrasepsi untuk Remaja
3. Vasektomi
Vasektomi adalah metode kontrasepsi permanen di mana saluran sperma dipotong atau disegel.
Lebih dari 40 juta pasangan di seluruh dunia mengandalkan vasektomi sebagai alat kontrasepsi yang sangat efektif.
Namun, vasektomi sulit untuk dibalik, sehingga ini merupakan pilihan bagi pria yang tidak berencana memiliki anak lagi.
Meskipun penggunaan vasektomi menurun di beberapa negara, metode ini tetap populer di negara-negara maju.
4. Kontrasepsi Termal (Pemanasan)
Metode kontrasepsi ini dilakukan dengan cara menghangatkan testis pada panas tubuh.
Dengan cara meletakkannya di kantung inguinal selama beberapa jam sehari dapat mengurangi produksi sperma di bawah ambang kontrasepsi 1 juta/ml.
Namun, metode ini masih dalam tahap eksperimen.
Baca Juga: Kontroversi Aturan Penyediaan Alat Kontrasepsi untuk Anak di PP Nomor 28 Tahun 2024
Salah satu pendekatan adalah menggunakan nanopartikel yang disuntikkan ke testis untuk menghasilkan panas melalui medan magnet, yang berpotensi merusak spermatogenesis.
Meskipun menjanjikan, metode ini memerlukan penelitian lebih lanjut terkait keamanan dan reversibilitasnya.
5. Imunokontrasepsi
Imunokontrasepsi adalah metode kontrasepsi yang menyebabkan tubuh meningkatkan respons imun terhadap komponen tertentu dari jalur pembuahan.
Metode ini melibatkan vaksin yang mengganggu sperma, membuatnya tidak mampu membuahi sel telur.
Namun, pengembangan vaksin sperma untuk manusia menghadapi berbagai tantangan, seperti kebutuhan akan respons imun yang sangat kuat dan risiko penyakit auto-imun.
Saat ini, imunokontrasepsi lebih cocok diterapkan pada hewan liar.
6. Androgen Saja
Kontrasepsi hormonal pria dengan menggunakan androgen, seperti testosteron, berfungsi untuk menekan produksi sperma secara sementara.
Baca Juga: Kelebihan dan Risiko Vasektomi, Kontrasepsi Pria yang Bakal Dilakukan Anji Pasca Cerai
Penelitian tentang kontrasepsi hormonal pria sudah berlangsung sejak 1970-an, namun metode ini masih membutuhkan pengujian lebih lanjut untuk memastikan efektivitas dan keamanannya.
Setiap metode kontrasepsi pria memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Oleh karena itu, penting bagi pria untuk berkonsultasi dengan tenaga medis sebelum memilih metode yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
(*)
Ken Devina