Hal ini tercermin dari peningkatan kapasitas pelayanan pasien dan fleksibilitas waktu kerja tenaga kesehatan.
Dengan visi untuk mencapai efisiensi dan inovasi yang lebih tinggi, para pemimpin layanan kesehatan bertekad untuk terus mengembangkan potensi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Adapun rencana mereka mencakup integrasi AI dalam berbagai layanan rumah sakit, seperti pemantauan pasien, perencanaan pengobatan, radiologi, dan pusat kendali klinis.
Hal ini diharapkan dapat memberikan dukungan yang lebih baik dalam pengambilan keputusan klinis dalam tiga tahun mendatang.
Sebanyak 74 persen berencana untuk berinvestasi dalam AI generatif dalam tiga tahun ke depan, lebih tinggi dibandingkan rata-rata global (56%).
Lebih dari itu, terdapat potensi transformatif dari wawasan berbasis data yang bisa mengatasi tantangan integrasi data.
Maka, untuk memanfaatkan inovasi terbaru, para pemimpin perawatan kesehatan di Indonesia ini pun melihat perlunya meningkatkan keamanan dan privasi data.
Namun di satu sisi juga harus bisa memberikan lebih banyak transparansi tentang bagaimana data akan digunakan dan meningkatkan akurasi data.
Baca Juga: Riset IDI Dukung Studi Percontohan untuk Pengelolaan Penyakit Kronis