Faktanya, proses melahirkan bisa sangat menyakitkan, dan peran sebagai ibu dapat membuat perempuan menempatkan impian pribadinya di urutan terakhir.
Lebih dari itu, seorang perempuan sering kali lebih dikenal sebagai "ibunya si A" dan "istrinya si B" daripada diakui sebagai individu yang utuh dalam masyarakat.
Sebagian perempuan juga kerap dihakimi dengan keras dalam masyarakat yang juga tidak mendukung peran mereka sebagai ibu.
Meskipun banyak perempuan yang masih menemukan kebahagiaan dalam peran sebagai istri dan ibu, semakin banyak perempuan modern yang mulai menolak peran tradisional ini.
Mereka lebih memilih untuk fokus pada tujuan hidup sendiri, terutama setelah melihat generasi ibu mereka berkorban untuk orang lain tanpa mendapatkan penghargaan yang setimpal.
Mitos Besar tentang Keibuan
Masyarakat selama ini membangun serangkaian kebohongan tentang keibuan yang memaksa perempuan untuk mengambil peran ini, di antaranya:
- melahirkan tidak seburuk yang dibayangkan
- setiap perempuan akan mencintai anaknya
- semua perempuan harus menjadi ibu karena itu adalah hal yang indah
- perempuan yang tidak ingin punya anak tidak akan diinginkan oleh laki-laki
Mitos-mitos ini disebut menempatkan tekanan yang besar pada perempuan untuk berperan sebagai ibu.
Ketidakadilan dalam Peran Pengasuh