Tapi bila terlalu banyak pilihan malah membuat orang merasa kewalahan, cemas, dan akhirnya kurang puas dengan keputusan yang dibuat.
Konsep paradox of choice ini dipopulerkan oleh psikolog Barry Schwartz dalam bukunya The Paradox of Choice: Why More Is Less.
Dalam bukunya tersebut, Schwartz menjelaskan bahwa ketika dihadapkan pada terlalu banyak pilihan, seseorang mungkin mengalami:
1. Menunda keputusan karena sulit untuk memilih di antara begitu banyak pilihan.
2. Merasa cemas bahwa mungkin membuat pilihan yang salah.
3. Merasa kurang puas dengan pilihan yang dibuat, karena membayangkan ada pilihan lain yang lebih baik.
Ketika menggunakan aplikasi kencan online yang penuh pilihan, seseorang jadi takut mengambil keputusan karena setiap keputusan terasa seperti taruhan besar.
Akhirnya memilih untuk tidak memilih, terus scrolling dan swipe, tapi tidak pernah benar-benar maju.
Dampaknya, ini bisa membuat banyak orang memperlakukan orang lain seperti barang sekali pakai—siap ditinggal kapan saja kalau tidak sesuai ekspektasi.
Baca Juga: Simak, Cara Menemukan Jodoh Berdasarkan Tanggal Lahir dan Numerologi