Ironisnya, perilaku ini bisa membuat tindakan ghosting jadi dianggap hal yang wajar.
Setelah swipe kanan, chatting sebentar, merasa obrolannya tidak cocok sedikit, lalu ghosting tanpa rasa bersalah.
Ketika semua orang berpikir begitu, sebuah hubungan pun bisa dianggap tidak ada nilainya.
“Berhenti swipe saat sudah ketemuan dengan dua atau tiga orang. Fokus untuk mengenal mereka lebih dalam dan lebih sering ketemu," saran Coach Kei Savourie untuk menghindari paradox of choice.
Ia juga menyarankan untuk memberikan kesempatan untuk kencan dua sampai tiga kali.
"Jangan langsung ghosting kalau baru menemukan sedikit ketidakcocokan,” ujarnya lagi mengingatkan.
Bukannya tanpa alasan Coach Kei mengatakan demikian, pasalnya ketika pilihan dibatasi, seseorang jadi lebih fokus untuk mengenali dan menghargai kualitas calon pasangannya.
Sedikit ketidakcocokan tidak akan jadi masalah karena kualitasnya lebih menonjol.
Jika sering menghabiskan waktu dengan orang yang sama, perlahan-lahan akan muncul keakraban dan rasa nyaman sehingga menciptakan keterikatan emosional. Inilah yang disebut dengan jatuh cinta.
Baca Juga: Perempuan Wajib Paham, Begini 3 Cara Move On setelah Di-Ghosting
“Prinsip yang selalu saya ajarkan di kelascinta.com bahwa cinta adalah hasil investasi," tutur Coach Kei.
Dalam hubungan yang sehat, cinta berkembang jika kita aktif berinvestasi waktu dan emosi untuk seseorang.
"Jadi kalau terlalu cepat ghosting, kamu tidak memberikan waktu untuk cinta tumbuh di hatimu,” ujarnya lagi.
Selama bijak digunakan, aplikasi kencan online akan mempermudah seseorang untuk menemukan pasangan yang sesuai.
Di dunia yang banyak pilihan, keberanian untuk mencoba mengenal orang lain lebih dalam adalah langkah tepat menemukan hubungan yang bahagia.
(*)