Menurut Relationship Coach, Aplikasi Kencan Online Bikin Susah Cari Jodoh

Citra Narada Putri - Kamis, 17 Oktober 2024
Menggunakan aplikasi kencan online bikin susah cari jodoh.
Menggunakan aplikasi kencan online bikin susah cari jodoh. (MicrovOne/Getty Images)

Parapuan.co - Sejak marak munculnya aplikasi kencan online, cara kita mencari jodoh perlahan-lahan berubah. 

Tanpa harus repot keluar rumah dan memikir banyak cara, kita bisa dengan mudah mengajak kenalan orang lain. 

Bahkan, hanya dengan berbaring, kita bisa melihat foto-foto seseorang: swipe kiri jika tidak cocok dan swipe kanan jika tertarik.

Sisanya sangatlah mudah, kita tinggal berkenalan melalui fitur chatting yang sudah tersedia di aplikasi kencan online tersebut. 

Jika 'kencan online nan singkat' itu berjalan lancar, Kawan Puan pun bisa melakukan kopi darat untuk bertemu secara langsung.

Kendati menggunakan aplikasi kencan online terkesan akan memudahkan kita berkenalan dengan orang lain, tapi menurut Kei Savourie, relationship coach dari kelascinta.com, memakai dating app justru mempersulit cari jodoh.

Kei Savourie, relationship coach dari kelascinta.com.
Kei Savourie, relationship coach dari kelascinta.com.

“Memang dating apps bikin proses kenalan jadi lebih praktis. Kamu bisa kenalan dengan ratusan orang secara mudah. Tapi itu kelemahannya: semakin banyak opsi kenalan, justru semakin bingung memilih mana yang terbaik. Ini disebut sebagai paradox of choice,” ujar pakar hubungan yang sudah lebih dari 16 tahun membantu ribuan klien mengatasi masalah percintaan. 

Paradox of choice adalah konsep yang menyatakan bahwa ketika manusia punya pilihan, dia akan merasa bahagia karena punya kontrol atas keputusannya.

Baca Juga: Riset Sebut Perubahan Tren Kencan Berdampak pada Penurunan Angka Pernikahan di Indonesia

Tapi bila terlalu banyak pilihan malah membuat orang merasa kewalahan, cemas, dan akhirnya kurang puas dengan keputusan yang dibuat.

Konsep paradox of choice ini dipopulerkan oleh psikolog Barry Schwartz dalam bukunya The Paradox of Choice: Why More Is Less.

Dalam bukunya tersebut, Schwartz menjelaskan bahwa ketika dihadapkan pada terlalu banyak pilihan, seseorang mungkin mengalami:

1. Menunda keputusan karena sulit untuk memilih di antara begitu banyak pilihan.

2. Merasa cemas bahwa mungkin membuat pilihan yang salah.

3. Merasa kurang puas dengan pilihan yang dibuat, karena membayangkan ada pilihan lain yang lebih baik.

Ketika menggunakan aplikasi kencan online yang penuh pilihan, seseorang jadi takut mengambil keputusan karena setiap keputusan terasa seperti taruhan besar.

Akhirnya memilih untuk tidak memilih, terus scrolling dan swipe, tapi tidak pernah benar-benar maju.

Dampaknya, ini bisa membuat banyak orang memperlakukan orang lain seperti barang sekali pakai—siap ditinggal kapan saja kalau tidak sesuai ekspektasi.

Baca Juga: Simak, Cara Menemukan Jodoh Berdasarkan Tanggal Lahir dan Numerologi

Ironisnya, perilaku ini bisa membuat tindakan ghosting jadi dianggap hal yang wajar.

Setelah swipe kanan, chatting sebentar, merasa obrolannya tidak cocok sedikit, lalu ghosting tanpa rasa bersalah.

Ketika semua orang berpikir begitu, sebuah hubungan pun bisa dianggap tidak ada nilainya.

“Berhenti swipe saat sudah ketemuan dengan dua atau tiga orang. Fokus untuk mengenal mereka lebih dalam dan lebih sering ketemu," saran Coach Kei Savourie untuk menghindari paradox of choice.

Ia juga menyarankan untuk memberikan kesempatan untuk kencan dua sampai tiga kali. 

"Jangan langsung ghosting kalau baru menemukan sedikit ketidakcocokan,” ujarnya lagi mengingatkan.

Bukannya tanpa alasan Coach Kei mengatakan demikian, pasalnya ketika pilihan dibatasi, seseorang jadi lebih fokus untuk mengenali dan menghargai kualitas calon pasangannya.

Sedikit ketidakcocokan tidak akan jadi masalah karena kualitasnya lebih menonjol.

Jika sering menghabiskan waktu dengan orang yang sama, perlahan-lahan akan muncul keakraban dan rasa nyaman sehingga menciptakan keterikatan emosional. Inilah yang disebut dengan jatuh cinta.

Baca Juga: Perempuan Wajib Paham, Begini 3 Cara Move On setelah Di-Ghosting

“Prinsip yang selalu saya ajarkan di kelascinta.com bahwa cinta adalah hasil investasi," tutur Coach Kei. 

Dalam hubungan yang sehat, cinta berkembang jika kita aktif berinvestasi waktu dan emosi untuk seseorang.

"Jadi kalau terlalu cepat ghosting, kamu tidak memberikan waktu untuk cinta tumbuh di hatimu,” ujarnya lagi.

Selama bijak digunakan, aplikasi kencan online akan mempermudah seseorang untuk menemukan pasangan yang sesuai.

Di dunia yang banyak pilihan, keberanian untuk mencoba mengenal orang lain lebih dalam adalah langkah tepat menemukan hubungan yang bahagia.

(*)



REKOMENDASI HARI INI

Profil Cheryl Cole, Mantan Kekasih Sekaligus Ibu dari Putra Liam Payne