Bukan Karena Malas, Ini 3 Penyebab Kompleks Gen Z Dipecat dari Pekerjaan

Saras Bening Sumunar - Selasa, 22 Oktober 2024
Alasan mengapa Gen Z banyak dipecat dari perusahaan.
Alasan mengapa Gen Z banyak dipecat dari perusahaan. Freepik

Parapuan.co - Generasi Z atau Gen Z mulai memasuki dunia kerja di tengah puncak pandemi Covid-19.

Mengejutkannya, sebanyak 60 persen pengusaha justru mengaku bahwa mereka telah memecat karyawan Gen Z yang mereka rekrut.

Pernyataan ini sontak memicu pertanyaan mengapa banyak karyawan Gen Z yang dipecat oleh perusahaan.

Beberapa berspekulasi jika hal ini disebabkan karena kemalasan, hak istimewa, atau ketidakdewasaan.

Tak disangka, penyebab pemecatan Gen Z dari perusahaan ternyata lebih kompleks.

Melansir dari laman Forbes, berikut tiga alasan utama mengapa Gen Z banyak dipecat dari pekerjaan mereka.

1. Kurang Motivasi

Salah satu kritik yang paling umum terhadap Gen Z adalah kurangnya motivasi.

Beberapa orang dari generasi milenial hingga baby boomer membicarakan bahwa Gen Z enggan untuk bekerja keras dalam apa yang dicapai.

Baca Juga: Apa Itu Doom Spending pada Gen Z dan Milenial serta Cara Mengatasinya

Sementara menurut laporan dari Deloitte, Gen Z menghargai perusahaan yang peduli dengan dunia di sekitar mereka, termasuk karyawan.

Pengalaman hidup Gen Z yang sering menyaksikan ketidakstabilan pasar tenaga kerja dan perusahaan mengeksploitasi segala hal menjadi penghalang.

Alhasil, Gen Z kurang motivasi karena hal ini termasuk bentuk pelestarian diri dan keengganan untuk terjun ke dalam sistem yang tidak memberikan stabilitas.

2. Cara Berbicara yang Berbeda

Masalah lain yang menjadi tantangan kerja Gen Z adalah cara berkomunikasi.

Meskipun Gen Z dikenal mahir menggunakan teknologi, banyak yang mengalami kesulitan dalam keterampilan komunikasi tatap muka.

Di lingkungan kerja, kemampuan untuk berinteraksi langsung dan membangun hubungan baik dengan rekan kerja juga atasan menjadi sangat penting.

Kurangnya keterampilan ini bisa menyebabkan kesalahpahaman dan membuat mereka terlihat kurang kooperatif atau tidak peduli dengan tim.

Baca Juga: Cara Cerdas Kelola Keuangan agar Bisa Investasi Sambil Nonton Konser K-Pop

Sebuah artikel yang dirilis Harvard Law School tahun 2022 lalu menjelaskan bahwa Gen Z memulai karier mereka serba digital.

Alhasil, mereka kehilangan waktu tatap muka di kantor yang ternyata bisa menjadi langkah penting dalam pengembangan diri mereka.

Hal inilah yang pada akhirnya berpotensi menciptakan kesenjangan dalam pembelajaran dan membuat mereka tidak siap ketika harus melakukan rapat, presentasi, dan kolaborasi mendalam.

3. Menolak Budaya Kerja Tradisional

Alasan mengapa Gen Z kehilangan pekerjaan adalah penolakan terhadap budaya kerja tradisional.

Misalnya budaya kerja yang menekankan jam kerja panjang hingga keterlibatan dalam pekerjaan seseorang.

Kesuksesan kerap dikaitkan dengan kerja keras dan pengorbanan karier bagi generasi yang lebih tua.

Di sisi lain, Gen Z tidak mempercayainya. Mereka bukan sekedar menginginkan gaji, melainkan keseimbangan, makna, dan rasa kepuasan pribadi yang tidak sepenuhnya untuk pekerjaan.

Laporan Delloit lainnya di tahun 2023 menemukan bahwa 50 persen responden Gen Z menempatkan keseimbangan kehidupan kerja atau work life balance sebagai salah satu prioritas mereka saat mempertimbangkan pekerjaan.

Mereka lebih memprioritaskan kesehatan mental daripada kemajuan karier.

Perubahan prioritas inilah yang cukup mengejutkan bagi rekan kerja mereka, terutama yang lebih tua.

Gen Z juga cenderung tidak lembur di kantor atau terus-menerus menghubungi setelah melewati jam kerja.

Penting untuk menyadari bahwa banyak masalah di tempat kerja yang dihadapi Gen Z bukanlah sepenuhnya kesalahan mereka.

Mereka telah tumbuh di dunia yang berubah dengan cepat. Gen Z tidak dipecat hanya karena mereka generasi yang buruk.

Sebaliknya, mereka berbenturan dengan sistem kerja yang ketinggalan zaman dan kegagalan beradaptasi dengan kebutuhan modern.

Baca Juga: Jadi Pembahasan Viral di TikTok, Ini Karakteristik Gen Z saat Bekerja

(*)

Sumber: Forbes
Penulis:
Editor: Kinanti Nuke Mahardini


REKOMENDASI HARI INI

Hindari Menjelaskan Diri Sendiri Saat Bertengkar dengan Pasangan, Ini Alasannya