3. Resolusi Konflik
Bisnis keluarga sering kali mengalami konflik yang timbul karena tumpang tindihnya peran keluarga dan bisnis.
Hubungan pribadi dapat mempersulit keputusan bisnis, dan ketidaksepakatan mengenai strategi, peran, juga tanggung jawab bisnis dapat meluas ke dalam dinamika keluarga.
Generasi yang berbeda mungkin memiliki pandangan berbeda tentang cara beradaptasi dengan perubahan pasar, berinvestasi dalam teknologi baru, atau mengejar ekspansi.
Anggota keluarga yang lebih muda mungkin mendorong inovasi dan pengambilan risiko, sementara anggota lebih tua memprioritaskan tradisi dan stabilitas.
Perselisihan strategis ini dapat meningkat menjadi konflik pribadi dan merusak hubungan keluarga.
Kawan Puan, itu tadi berbagai tantangan yang sering dihadapi pelaku bisnis keluarga.
Menjalankan bisnis keluarga memang penuh tantangan, mulai dari konflik internal hingga masalah suksesi.
Meski begitu, perencanaan yang matang, komunikasi terbuka, dan komitmen untuk mengutamakan profesionalisme, tantangan-tantangan tersebut dapat diatasi.
Pada akhirnya, keberhasilan bisnis keluarga tergantung pada kemampuanmu dan anggota keluarga lainnya untuk bekerja sama dengan baik, sambil menjaga hubungan yang harmonis juga ehat di luar bisnis.
Baca Juga: CEO Grant Thornton Indonesia Ungkap Peran Perempuan Meningkatkan Performa Perusahaan
(*)