Karakteristik Rumah Zaman Belanda, Sejuk Meski Tanpa AC atau Kipas

Arintha Widya - Senin, 28 Oktober 2024
Rumah indis atau bangunan zaman Belanda (Semarang, Indonesia, July 17, 2019)
Rumah indis atau bangunan zaman Belanda (Semarang, Indonesia, July 17, 2019) bari paramarta

Parapuan.co - Kawan Puan barangkali perlu mengadopsi rumah atau bangunan bergaya Belanda yang hingga kini masih banyak dijumpai di Indonesia.

Rumah bergaya Indis zaman Belanda cenderung sejuk meski tidak menggunakan penyejuk udara, semisal kipas angin atau AC.

Mengapa demikian? Sebagian Kawan Puan mungkin menebak-nebak, beberapa hal yang membuat rumah zaman Belanda terasa sejuk tanpa AC atau kipas.

Salah satunya karena struktur bangunan semisal ventilasi, plafon, dinding, dan sebagainya.

Namun, benarkah hal tersebut? Berikut ini penjelasan para ahli tentang karakteristik rumah dan bangunan zaman Belanda seperti melansir Kompas.com!

1. Ventilasi Sirkulasi Udara yang Baik

Ashar Saputra, seorang dosen di Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) menjelaskan tentang sejumlah faktor yang membuat rumah bergaya Indis terasa sejuk meski tanpa AC dan kipas angin.

Menurutnya, rumah zaman Belanda dirancang dengan sistem atau ventilasi sirkulasi udara yang baik.

Dengan demikian, udara dapat keluar-masuk dengan lancar, membantu menjaga suhu dalam ruangan tetap sejuk.

Baca Juga: Jaga Sirkulasi Udara saat Cuaca Panas, Ini 6 Cara Desain Rumah Konsep Terbuka

2. Dinding Tebal dari Batu Bata

Selain itu, Ashar menambahkan bahwa dinding juga berpengaruh pada kondisi bangunan zaman Belanda.

Menurut Ashar, batu bata yang tebal pada dinding bangunan lawas berperan dalam meredam panas dari luar, menjadikan udara di dalam ruangan lebih sejuk.

3. Penggunaan Lantai Teraso

Rumah kolonial Belanda sering menggunakan lantai teraso yang terbuat dari material seperti marmer, granit, dan batu alam.

Lantai jenis ini disebut bisa menyerap panas sehingga menjaga suhu ruang tetap nyaman.

4. Lubang Angin seperti Atap yang Tinggi dan Jendela

Dosen Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI) Dalhar Susanto menyinggung tentang pentingnya lubang angin di rumah berdaya Indis.

Lubang angin seperti atap yang tinggi dan adanya loteng (attic room) membuat rumah zaman Belanda cenderung sejuk.

Baca Juga: 6 Langkah Bersihkan Jendela agar Cahaya Masuk ke Rumah Lebih Optimal

Tinggi plafon atau langit-langit yang lebih dari standar bangunan modern memungkinkan sirkulasi udara yang baik.

Loteng sendiri berfungsi menangkap dan menyalurkan udara panas keluar dari ruangan di bawahnya.

5. Tritisan Atap yang Lebar

Menurut Ashar, rumah kolonial juga memiliki atap bagian pinggir atau tritisan lebar, yang melindungi dinding dari sinar matahari langsung.

Hal ini membuat pancaran panas ke dalam ruangan menjadi lebih rendah, sehingga rumah terasa sejuk tanpa AC dan kipas angin.

6. Sistem Ventilasi Silang

Dosen Teknologi Bangunan Departemen Arsitektur Universitas Indonesia (UI) Widyarko menambahkan, bangunan Indis dirancang dengan sistem ventilasi silang yang baik.

Sistem ventilasi silang yang baik, membuat udara di dalam ruangan menjadi tidak jenuh karena terus terdesak oleh udara segar melalui ventilasi yang berbeda.

"Ini membuat posisi jendela ventilasi bisa terpasang di seluruh sisi dinding," ungkap Widyarko.

Lebih dari itu, rumah zaman kolonial biasanya dibangun di atas lahan luas dan tidak berdempetan dengan tetangga.

Hal itu memungkinkan jendela ventilasi dipasang di seluruh sisi dinding, yang memperlancar perputaran udara di dalam ruangan.

Baca Juga: 6 Cara agar Area Pintu Masuk Rumah Selalu Berbau Harum, Kuncinya di Ventilasi

(*)

Sumber: Kompas.com
Penulis:
Editor: Arintha Widya


REKOMENDASI HARI INI

Kampanye Akbar, Paslon Frederick-Nanang: Kami Sedikit Bicara, Banyak Bekerja