Baca Juga: Kurikulum Merdeka Tuntut Siswa Cari Materi Sendiri? Simak Faktanya
Misalnya membahas jam tambahan di kelas atau membantu guru dengan aktivitas sederhana, agar anak bisa menyalurkan energinya.
Untuk anak yang mungkin mengalami kecemasan terkait performa, coba bantu anak mengatasinya dengan dukungan emosional.
Jika anak merasa takut diolok-olok karena kemampuan olahraganya, latihlah bersama di rumah dan tekankan bahwa setiap orang memiliki keahlian dan kelemahan.
4. Ajarkan Tanggung Jawab dan Refleksi Diri
Tekankan pentingnya mengikuti aturan di sekolah dan berikan dorongan pada anak untuk bertanggung jawab atas tindakannya.
Sampaikan bahwa cara terbaik untuk mendapatkan perhatian positif adalah dengan mengikuti aturan dan berprestasi dalam tugas-tugasnya.
Meninjau kembali aturan kelas bersama anak dapat membantu mereka memahami ekspektasi yang ada.
5. Evaluasi dan Konsultasi dengan Ahli Jika Masalah Berlanjut
Setelah menerapkan strategi-strategi seperti disinggung pada poni-poin sebelumnya, periksa apakah ada perubahan dalam perilaku anak.
Jika perilaku tidak membaik atau semakin memburuk, konsultasikan dengan dokter atau ahli perkembangan anak.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, orang tua dapat membantu anak menghadapi situasi sulit dan membangun keterampilan sosial, emosional, dan akademik yang lebih baik di sekolah.
Semoga informasi di atas bermanfaat dan menambah wawasan, ya.
Baca Juga: Sistem Kenaikan Kelas dalam Implementasi Kurikulum Merdeka, Tak Ada Siswa Tertinggal
(*)
*Sebagian artikel ini dibuat dengan bantuan kecerdasan buatan (artificial intelligence - AI).