Selingkuh dan Maskulinitas dalam Serial Jangan Salahkan Aku Selingkuh Marshanda

Arintha Widya - Senin, 4 November 2024
Selingkuh dan Maskulinitas yang tergambar dalam series Jangan Salahkan Aku Selingkuh.
Selingkuh dan Maskulinitas yang tergambar dalam series Jangan Salahkan Aku Selingkuh. YouTube WeTV Indonesia

Berikut informasi yang disampaikan Samantha Stein sebagaimana dirangkum PARAPUAN dari Psychology Today!

Stereotip Gender dalam Perselingkuhan

Pandangan masyarakat tentang perselingkuhan cenderung menyederhanakan hal terkait motivasi selingkuh antara laki-laki dan perempuan.

Stereotip gender kerap menganggap bahwa motivasi laki-laki selingkuh sebagai semata karena kebutuhan seksual, sementara perempuan mencari afeksi dan perhatian emosional.

Namun, dalam riset yang dilakukan Samantha Stein, banyak laki-laki yang selingkuh justru untuk mencari ikatan emosional yang tidak mereka dapatkan dalam pernikahan.

Mereka merasa gagal memenuhi ekspektasi sebagai suami dan pria, terutama ketika merasakan ketidakpuasan dari istri, baik dalam hal kehidupan seksual maupun peran domestik.

Dalam masyarakat yang sering menuntut laki-laki untuk menekan emosinya dan menjadi kuat, mereka diharapkan menjadi sosok mandiri tanpa kebutuhan emosional.

Mereka tidak dibiasakan untuk berbicara tentang perasaan atau meminta dukungan emosional, tetapi dalam hubungan romantis, mereka justru diharapkan dapat terbuka dan mendukung pasangan mereka secara emosional.

Ketidakmampuan ini, yang terbentuk oleh tuntutan maskulinitas yang kaku, mendorong sebagian laki-laki mencari tempat lain untuk mendapatkan dukungan emosional.

Sumber: Psychology Today
Penulis:
Editor: Arintha Widya


REKOMENDASI HARI INI

Representasi Karakter Perempuan dalam Game, Inklusivitas atau Eksploitasi?