Menurutnya, literasi bukan sekadar membaca dan menulis, tetapi merupakan alat hidup.
Pendampingan orang dewasa sangat diperlukan untuk memotivasi anak-anak dalam memanfaatkan aplikasi dan menjadikannya sebagai bekal keterampilan hidup.
"Dengan pendampingan yang tepat, literasi dan numerasi dapat berfungsi sebagai sarana untuk memperbaiki kualitas hidup,” ujar Itje.
Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Yudhistira Nugraha menyatakan bahwa kemampuan literasi dan numerasi memiliki peran penting dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045.
“Kami memiliki enam program prioritas, salah satunya adalah penguatan literasi dan numerasi, di mana pendidikan jarak jauh turut memainkan peran penting," Ucapnya.
"Kami berharap Enuma dapat memfasilitasi pembelajaran digital yang mendukung program pemerintah,” lanjut Yudhistira.
Ia juga menekankan pentingnya konten pembelajaran digital yang sudah terkurasi dan sesuai standar untuk membantu pendidikan literasi dan numerasi anak-anak di seluruh Indonesia.
Pejabat Fungsional Pengembang Teknologi Pembelajaran Ahli Utama Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Gogot Suharwoto menambahkan penguatan literasi dan numerasi merupakan prioritas mereka untuk periode 2024–2029, terutama dalam pendidikan matematika, sains, dan teknologi sejak usia dini.
"Kami percaya bahwa sinergi antara pemerintah, penggiat pendidikan, dan penyedia teknologi pendidikan seperti Enuma sangat penting dalam menciptakan akses infrastruktur pendidikan yang inklusif, terutama bagi daerah-daerah terpencil,” ucapnya.
"Kami berharap integrasi antara pembelajaran konvensional dan digital ini akan menumbuhkan kecintaan anak-anak terhadap literasi dan numerasi,” katanya.
(*)
Baca Juga: Komitmen Pemerintah untuk Perlindungan Anak Berhadapan dengan Hukum
Ken Devina