Baca Juga: Step by Step Investasi untuk Kelas Menengah Menurut Perencana Keuangan
Kontribusi kelas menengah terhadap konsumsi nasional sangat signifikan, mencapai 84 persen dari total konsumsi.
Oleh karena itu, tekanan pada kelas menengah akibat kenaikan PPN dapat berdampak serius pada perekonomian secara keseluruhan.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan perlambatan konsumsi rumah tangga dalam Kuartal III 2024, dengan pertumbuhan hanya mencapai 4,91 persen dibandingkan 4,93 persen pada kuartal sebelumnya.
Hal ini turut memengaruhi perlambatan pertumbuhan ekonomi yang turun menjadi 4,95 persen pada periode yang sama.
"Jadi artinya kalau PPN ini dikenakan akan memiliki dampak yang cukup besar terhadap perlambatan konsumsi secara lebih lanjut," jelas Faisal.
Dan ini berpotensi pada akhirnya juga memperlambat pertumbuhan ekonomi karena yang tertekan adalah kelas yang memberikan kontribusi paling besar terhadap konsumsi rumah tangga di Indonesia," terangnya lagi.
Dampak kenaikan PPN tidak hanya dirasakan di perkotaan. Modernisasi ritel yang telah menjangkau desa-desa turut membawa beban tambahan bagi masyarakat di wilayah tersebut.
"Secara umum akan kena semua, tergantung persentase pengaruhnya. Toh retail-retail modern hari ini sudah sampai ke desa-desa. Namun yang akan paling terpukul kelas menengah tentunya," ungkap Faisal.
Demikian tadi beberapa alasan mengapa kelas menengah disebut yang paling terpukul dengan kebijakan kenaikan PPN 12 persen. Kawan Puan merasakannya juga?
Baca Juga: 7 Ciri Kelas Menengah yang Perlu Diketahui, Apakah Kamu Termasuk?
(*)