Parapuan.co - Kawan Puan, pasangan suami dan istri bisa mengalami mental load setelah menjadi orang tua.
Mental load mengacu pada beban kognitif dan emosional yang harus ditanggung orang tua untuk mengelola rumah tangga.
Beban ini mencakup tugas-tugas seperti menjadwalkan janji dokter, mengelola keuangan keluarga, memantau kebutuhan anak, dan memastikan segala sesuatu berjalan lancar dalam rumah tangga.
Menurut Paige Bellenbaum, Direktur The Motherhood Center of New York seperti dikutip dari Parents, "Mental load adalah kerja tak terlihat—hal-hal yang dilakukan tetapi tidak terlihat, seperti memikirkan apa yang perlu dilakukan hari ini, besok, atau bahkan setahun ke depan."
Meski tak terlihat, beban ini dapat berdampak buruk pada kesehatan, menyebabkan stres, kecemasan, gangguan tidur, hingga risiko penyakit kronis.
Bahkan, hubungan dalam keluarga dan pekerjaan juga dapat terganggu jika mental load tidak dikelola dengan baik.
Mengapa Mental Load Meningkat?
Tekanan yang dihadapi orang tua saat ini semakin besar. Selain tuntutan sosial yang meningkat, orang tua juga dihadapkan pada isu seperti biaya pendidikan yang tinggi hingga kekhawatiran akan media sosial.
Dalam hal orang tua mengalami mental load, penelitian menunjukkan bahwa ibu sering kali memikul sebagian besar tanggung jawab rumah tangga.
Baca Juga: Komunikasi Menjadi Kunci Untuk Meringankan Beban Ibu Selama Pandemi