Representasi Karakter Perempuan dalam Game, Inklusivitas atau Eksploitasi?

Arintha Widya - Jumat, 22 November 2024
Representasi perempuan dalam game: Kolase foto Hanabi dan Fani (Mobile Legends)
Representasi perempuan dalam game: Kolase foto Hanabi dan Fani (Mobile Legends) PARAPUAN/Arintha Widya

Karakter laki-laki dalam game sering kali digambarkan sebagai sosok yang sangat maskulin: tubuh mereka berotot, perilakunya agresif, dan cenderung menggunakan kekerasan.

Karakter tersebut diwujudkan sebagai "alpha male" dengan ciri-ciri fisik yang kuat serta seksualitas yang agresif.

Stereotip ini mencerminkan pandangan bahwa "pria sejati" adalah mereka yang tangguh dan jarang menunjukkan emosi, sehingga mereka harus bersikap dingin dan tidak mudah terpengaruh.

Dalam game, karakter pria kerap dilengkapi dengan baju besi besar, bahkan melebihi ukuran tubuh mereka, serta senjata yang terlihat impresif dan sering kali tidak proporsional.

Meskipun demikian, stereotip laki-laki sering dianggap lebih positif dibandingkan stereotip perempuan.

Dalam game, perempuan digambarkan sebagai sosok yang lemah lembut dan berfokus pada daya tarik seksual.

Dari segi penampilan, karakter perempuan kerap didesain untuk lebih menonjolkan fisik daripada kepribadian.

Umumnya, mereka memiliki tubuh ramping, lekuk tubuh yang terlihat jelas, dan mengenakan pakaian yang terbuka.

Semisal punggung terbuka atau mengenakan pakaian renang, yang sering kali tidak relevan dengan tugas yang harus mereka selesaikan dalam cerita game.

Penulis:
Editor: Arintha Widya


REKOMENDASI HARI INI

Ada Budi Pekerti, Ini 3 Film Indonesia Populer yang Bertema Guru