Perempuan Lebih Rentan, Begini Cara Mengajarkan Anak Mengidentifikasi Tindak Kekerasan

Arintha Widya - Senin, 25 November 2024
Cara mengajarkan anak mengidentifikasi kekerasan, khususnya pada perempuan.
Cara mengajarkan anak mengidentifikasi kekerasan, khususnya pada perempuan.

Parapuan.co - Kawan Puan, perempuan baik anak-anak maupun orang dewasa cenderung lebih rentan mengalami tindak kekerasan karena adanya relasi kuasa.

Oleh sebab itu untuk mencegah dan melindungi anak dari hal-hal yang tidak kita inginkan, langkah yang bisa dilakukan ialah membantu anak memahami dan mengidentifikasi tindakan kekerasan.

Proses tersebut membutuhkan pendekatan yang sensitif dan mendukung, agar anak merasa nyaman berbicara dan memahami situasi yang mereka hadapi.

Bagaimana caranya? Simak panduan mengajarkan anak mengidentifikasi tindakan kekerasan sebagaimana mengutip NSPCC Learning di bawah ini!

1. Mengajarkan Identifikasi Kekerasan

Anak perlu diajarkan sejak dini untuk mengenali berbagai bentuk tindakan kekerasan, baik fisik, emosional, maupun seksual. Cara yang dapat dilakukan antara lain:

- Gunakan bahasa yang sederhana: Jelaskan contoh tindakan kekerasan, seperti pukulan, kata-kata kasar, atau sentuhan yang tidak diinginkan.

- Ajarkan tentang batasan pribadi: Berikan pemahaman bahwa tubuh anak adalah milik mereka, dan tidak ada orang lain yang berhak melanggar batas tersebut.

- Gunakan alat bantu visual: Buku cerita atau gambar dapat membantu anak memahami konsep kekerasan secara visual.

Baca Juga: Cegah Kejahatan Seksual pada Anak, 5 Bagian Tubuh Ini Tak Boleh Disentuh Orang Asing

2. Mendorong Anak untuk Berbicara

Anak-anak mungkin tidak langsung menyampaikan pengalaman mereka karena berbagai alasan, seperti rasa takut, malu, atau bingung. Maka itu, lakukan ini:

- Ciptakan lingkungan yang aman: Pastikan anak merasa diterima dan didengar tanpa rasa takut akan penolakan.

- Berikan perhatian pada komunikasi non-verbal: Anak mungkin mengungkapkan kekerasan melalui gambar, tulisan, atau perubahan perilaku.

- Berikan dukungan emosional: Tunjukkan empati dan jangan menyalahkan anak jika mereka berbagi sesuatu yang mengkhawatirkan.

3. Memahami Hambatan dalam Berbicara

Ada banyak alasan mengapa anak mungkin sulit berbicara tentang pengalaman kekerasan, seperti rasa bersalah, takut memengaruhi hubungan keluarga, atau tidak tahu bagaimana menjelaskan perasaan mereka.

Untuk membantu anak, kamu sebagai orang tua bisa melakukan hal-hal sebagai berikut:

- Hindari bahasa yang menyudutkan: Jangan menggunakan kata-kata yang menyiratkan kesalahan ada pada anak.

Baca Juga: Hindari Predator, Sharena Delon Bagi Cara Kenalkan Bagian Tubuh Privat pada Anak

- Bangun rasa percaya: Anak cenderung lebih terbuka kepada orang dewasa yang mereka percayai.

- Berikan informasi tentang bantuan yang tersedia: Jelaskan bahwa ada layanan dan orang-orang yang siap membantu mereka.

4. Mengenali Tanda-Tanda Kekerasan

Anak mungkin tidak langsung mengatakan bahwa mereka mengalami kekerasan, tetapi ada beberapa tanda yang bisa dikenali:

- Perubahan perilaku: Anak menjadi lebih pendiam, cemas, atau mudah marah.

- Indikasi fisik: Luka yang tidak bisa dijelaskan atau perubahan pola makan dan tidur.

- Petunjuk verbal atau non-verbal: Anak mungkin menggunakan kata-kata atau tindakan yang mengisyaratkan sesuatu sedang terjadi.

Sebagai orang tua atau pengasuh, penting untuk bertanya dengan lembut, "Apakah semuanya baik-baik saja?" dan tunjukkan kepedulian tanpa memaksa anak untuk bercerita.

5. Langkah yang Harus Dilakukan Ketika Anak Membuka Diri

Baca Juga: Kekerasan pada Perempuan, Kenali Tanda-tanda dan Cara Membantu Penyintas

Ketika anak mulai bercerita tentang pengalaman kekerasan, pastikan kamu memperhatikan hal-hal berikut:

- Dengarkan tanpa interupsi: Biarkan anak berbicara sesuai kemampuannya.

- Jangan terburu-buru mengambil kesimpulan: Tanyakan dengan hati-hati jika ada informasi yang perlu diperjelas.

- Ambil tindakan yang diperlukan: Diskusikan dengan pihak berwenang atau organisasi perlindungan anak untuk memastikan keselamatan anak.

6. Mengajarkan Keberanian untuk Berkata Tidak

Ajarkan anak untuk mengatakan "tidak" jika merasa tidak nyaman dengan tindakan seseorang. Latih mereka untuk:

  • Menyatakan penolakan dengan tegas.
  • Mencari orang dewasa yang mereka percaya untuk meminta bantuan.
  • Menjauhi situasi atau orang yang membuat mereka merasa tidak aman.

Mengajarkan anak mengenali dan mengidentifikasi kekerasan adalah upaya jangka panjang yang memerlukan dukungan dan perhatian konsisten dari orang dewasa di sekitarnya.

Dengan pendekatan yang tepat, anak dapat belajar melindungi diri mereka sendiri dan berbicara jika merasa tidak aman.

Keberanian anak untuk berbicara adalah langkah awal yang harus selalu diapresiasi dan ditindaklanjuti dengan serius.

Semoga informasi di atas bermanfaat!

Baca Juga: Antisipasi Kekerasan terhadap Anak, Begini Cara Ajarkan Batasan Bagian Tubuh

(*)

Penulis:
Editor: Arintha Widya


REKOMENDASI HARI INI

Bikin Tubuh Lebih Rileks, Ini Rekomendasi Body Care Mengandung Epsom Salt