Padahal, mereka adalah ujung tombak dalam menelurkan bibit-bibit muda harapan bangsa di masa depan, tapi ironisnya para 'pahlawan' ini justru jauh dari kata sejahtera.
Namun, ada angin segar yang bisa turut memupuk harapan baru bagi masa depan yang lebih cerah untuk para guru.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti memastikan, pemerintah akan merealisasikan kenaikan gaji guru pada tahun 2025, seperti melansir Kompas.com.
Walau belum bisa dipastikan nominal kenaikan gaji guru yang bisa disanggupi oleh pemerintah, ia menyebut bahwa kebijakan ini masih dalam kajian yang komperhensif.
Janji pemerintahan Prabowo-Gibran untuk menaikan gaji guru pernah disampaikan Wakil Ketua Dewan Pembina DPP Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo.
Adik Presiden Prabowo Subianto ini mengatakan, pemerintahan kakanya berkomitmen meningkatkan gaji guru sebesar Rp 2 juta per bulan setiap tahun.
Hashim mengungkapkan hal itu pada masa kampaye Pilpres 2024.
Selain kenaikan gaji, Hashim juga menyebut Prabowo-Gibran akan memberikan tunjangan hari raya (THR) kepada seluruh guru, termasuk guru honorer di Indonesia.
Semoga, ini bukan hanya janji palsu atau isapan jempol belaka, jika Tanah Air ingin meraih Indonesia Emas 2045.
Baca Juga: Gemini Academy dan Pengalaman Guru Memanfaatkan AI untuk Pembelajaran
Bukannya tanpa alasan, dengan beban kerja yang berat, gaji yang jauh dari kata memadai, nihilnya prestise sosial, hingga ragam tantangan yang dihadapi di lingkungan sekolah, jangan heran jika tak ada lagi generasi muda yang ingin jadi guru di masa depan.
Dampaknya, kualitas pendidikan akan anjlok, tingkat keterlibatan guru dalam kegiatan sekolah menurun, sulitnya menarik calon guru berkualitas, kemunduran sumber daya manusia hingga menciptakan krisis pendidikan yang mengerikan.
Lantas, jika tak ada lagi yang mau jadi "pahlawan tanpa tanda jasa" ini, siapa yang akan menjadi pendidik yang mencetak generasi penerus bangsa?
(*)