“Teknologi memungkinkan kita menciptakan solusi kecantikan yang lebih efektif dan spesifik untuk kebutuhan individu, ini adalah revolusi yang akan terus berkembang,” ujar Dr. Kilala.
Teknologi seperti encapsulation bahkan mampu menghantarkan bahan aktif langsung ke lapisan kulit tertentu, memberikan hasil yang lebih optimal.
Kemudian, perangkat diagnostic tools berbasis AI memungkinkan konsumen mendapatkan rekomendasi produk berdasarkan kondisi kulit mereka, menjadikan pengalaman kecantikan lebih personal dan efektif.
Generasi muda tak hanya menjadi konsumen, tetapi juga penggerak perubahan dalam industri kecantikan.
Mereka menaruh perhatian besar pada produk yang mengusung nilai keberlanjutan, bahan alami, dan inovasi teknologi.
“Generasi ini menginginkan produk yang tidak hanya cantik, tetapi juga memiliki dampak positif bagi lingkungan,” kata Dr. Kilala.
Selain itu, preferensi mereka terhadap desain kemasan yang estetis, fungsional, dan unik mendorong inovasi di bidang pengemasan.
Produk dengan konsep hybrid beauty yang menggabungkan manfaat kecantikan dan kesehatan diprediksi semakin diminati.
Bagi pelaku industri, tren ini membuka peluang besar untuk beradaptasi dan berinovasi.
Baca Juga: Berkat Martha Tilaar Group, Indonesia Jadi Tuan Rumah di Kongres Intercolor Spring/Summer 2026
Dengan transformasi besar yang terus terjadi, tahun 2025 menjadi tahun yang menjanjikan untuk dunia kecantikan, di mana keberlanjutan, inovasi teknologi, dan kepedulian generasi muda akan menjadi pilar utama perubahan.
(*)
Ken Devina