Baca Juga: Mendikdasmen Canangkan Deep Learning, Pengganti Kurikulum Merdeka
Bachtiar menyebutkan lima prinsip penting dalam pengembangan kurikulum, antara lain:
- Relevansi, kesesuaian dengan perkembangan zaman.
- Fleksibilitas, kemampuan kurikulum merespons perubahan.
- Kontinuitas, kesinambungan antar jenjang pendidikan.
- Efektivitas, pengoptimalan kemampuan siswa.
- Efisiensi, penggunaan komponen pendukung yang tepat.
"Perlu kontinuitas, kesinambungan antara isi, waktu, jenjang (desain menyeluruh)," ungkap Bachtiar lagi.
"Lalu efektivitas, keberhasilan proses pembelajaran dalam mengoptimalkan kemampuan siswa (pengendalian mutu)," jelasnya.
4. Model Konsep
Yang keempat, yakni model konsep, di mana kurikulum dikembangkan berdasarkan beberapa model konsep:
- Subjek Akademik, menekankan penguasaan mata pelajaran.
- Humanistik, mengutamakan proses belajar mengajar.
- Rekonstruksi Sosial, mempersiapkan siswa menghadapi dunia kerja.
- Teknologis/Kompetensi, mengintegrasikan ilmu pengetahuan dengan teknologi.
Baca Juga: Zonasi hingga Kurikulum Merdeka, Kemendikdasmen Segera Putuskan 8 Isu Krusial Ini
5. Aspek Tantangan
Terakhir, yaitu aspek tantangan yang tentu saja dihadapi setiap ada perubahan zaman.
Artinya, kurikulum baru harus membekali siswa dengan kompetensi yang relevan untuk masa kini dan masa depan.
Bachtiar menekankan bahwa kelima aspek ini bukan untuk dibandingkan, melainkan untuk diintegrasikan secara harmonis sesuai situasi, kondisi, dan tujuan pendidikan nasional.
"Kurikulum yang dikembangkan harus bisa membekali peserta didik sejumlah kompetensi yang dibutuhkan sekarang dan ke depan," pungkasnya.
Dengan kurikulum yang adaptif dan strategis, diharapkan generasi mendatang mampu menghadapi tantangan global dan berkontribusi bagi bangsa.
Demikian informasi mengenai dinamika dan tantangan dari kurikulum pendidikan.
Kiranya, hal ini bisa dijadikan rekomendasi bagi pembuat kebijakan untuk menyajikan kurikulum yang mencakup aspek-aspek di atas.
Baca Juga: Mengenal Sistem Pendidikan di Finlandia, Apa Bedanya dengan Kurikulum Cambridge?
(*)