Bupati Berau, Sri Juniarsih mengatakan Kabupaten Berau memiliki kekayaan alam luar biasa yang menjadi kebanggaan kampungnya.
"Dengan peran aktif masyarakat dan mitra seperti YKAN, kami yakin dapat menjadi contoh praktik konservasi berkelanjutan,” ungkapnya.
Selain SIGAP, YKAN juga menginisiasi program tambak ramah lingkungan melalui pendekatan Shrimp Carbon Aquaculture (SECURE) di Berau.
Program ini mengintegrasikan budidaya udang tradisional dengan restorasi mangrove yang rusak.
Herdin, seorang petambak dari Kampung Pegat Batumbuk, mengungkapkan bahwa para petambak di wilayahnya sebelumnya menggunakan metode tradisional yang merusak ekosistem mangrove.
Dengan pendampingan dari YKAN, ia mulai memahami pentingnya menjaga mangrove untuk meningkatkan hasil tambak.
“Kami diajari cara budi daya yang lebih ramah lingkungan. Hasil panen perlahan meningkat, dan kami juga mendapatkan hasil tambahan seperti kepiting dan bandeng. Sekarang, kami sadar mangrove bukan hanya penting bagi satwa liar, tetapi juga bagi masa depan tambak kami,” jelas Herdin.
Dalam perayaan ulang tahunnya, YKAN juga meluncurkan Life Music: Suara Alam Nusantara, sebuah album yang berisi suara alam dari wilayah kerja YKAN, seperti Raja Ampat, Wakatobi, dan Hutan Wehea.
Album ini diharapkan dapat menghubungkan masyarakat dengan keindahan dan kekayaan alam Indonesia.
Baca Juga: Hindari Belanja Berlebihan, Ini Dampak Konsumerisme terhadap Lingkungan dan Ekonomi
Direktur Eksekutif YKAN, Herlina Hartanto, menyebutkan bahwa album ini merupakan cara untuk mengajak masyarakat lebih peduli terhadap pelestarian alam.
“Album ini adalah hadiah dari dan untuk alam. Setiap pendengar turut memberikan royalti kepada alam, yang sering kita nikmati tanpa disadari, kami ingin semakin banyak orang tergerak untuk melestarikan lingkungan kita,” ungkap Herlina.
Album ini tersedia di platform Spotify dan menampilkan suara-suara unik seperti nyanyian burung cendrawasih, alunan ombak, hingga kicauan satwa hutan.
Melalui karya ini, YKAN berharap semakin banyak pihak yang terinspirasi untuk menjaga keberlanjutan ekosistem Indonesia.
Tantangan konservasi di Indonesia masih sangat besar, mulai dari pencemaran lingkungan, perburuan ilegal, hingga aktivitas perambahan dan penebangan hutan.
Sebagai organisasi yang telah berdiri selama satu dekade, YKAN memahami pentingnya memperluas kolaborasi untuk mengatasi tantangan konservasi di masa depan.
“Krisis ganda, yaitu perubahan iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati, membutuhkan solusi inovatif dan kerja sama lebih luas, Together, We Find a Way menjadi semangat kami untuk terus melangkah maju,” tutup Herlina.
Kolaborasi menjadi kunci dalam mewujudkan Indonesia yang lestari, dengan langkah bersama, visi ini bukan lagi sekadar impian, melainkan masa depan yang nyata.
(*)
Baca Juga: Investasi untuk Lingkungan, Brand Lokal Ini Ajak Pengguna Tanam Bibit Mangrove