Parapuan.co – Kawan Puan, fenomena mompetition, atau persaingan antaribu dalam hal pola asuh, semakin marak terjadi.
Mompetition membuat banyak ibu merasa perlu membandingkan diri dengan ibu lainnya dan menganggap pola asuhnya yang paling benar.
Hal ini tentu bukan tanpa sebab, banyak faktor yang memicu para ibu untuk terjebak dalam persaingan yang tidak sehat, baik di dunia nyata maupun dunia maya.
Padahal, pola asuh adalah proses yang sangat personal dan seharusnya tidak menjadi ajang pembuktian diri.
Lantas, mengapa sesama ibu suka saling berkompetisi dalam parenting?
1. Mencari Validasi Sosial
Melansir dari Parents.com, dalam peran sebagai orang tua, ibu sering kali merasa butuh pengakuan bahwa mereka telah melakukan yang terbaik.
Di era media sosial, validasi ini semakin dicari melalui komentar, likes, atau pujian dari orang lain.
Media sosial kini menjadi pemicu utama kompetisi ini karena hanya menampilkan versi terbaik dari kehidupan seseorang, termasuk pola asuh mereka.
Baca Juga: Dilakukan Halimah, Mengapa Gentle Parenting Masih Sulit untuk Diterapkan?
2. Tekanan dari Ambisi yang Belum Tercapai
Sebagian ibu tanpa sadar menyalurkan mimpi atau ambisi pribadi mereka yang belum tercapai melalui anak-anak mereka.
Mereka merasa anak-anak harus berhasil dalam segala aspek kehidupan, mulai dari akademik, olahraga, hingga seni.
Sayangnya, tekanan ini sering kali disalahartikan sebagai cinta, padahal anak-anak merasa terbebani dengan ekspektasi tinggi tersebut.
3. Kurangnya dukungan
Banyak ibu tidak memiliki dukungan yang mereka butuhkan untuk menjalankan tanggung jawab sehari-hari, baik dari pasangan, keluarga, atau teman.
Mencoba melakukannya sendiri dapat membuat mereka merasa terisolasi dan kewalahan.
4. Kurangnya Rasa Percaya Diri
Baca Juga: Ajarkan Anak Mandiri, Ini Alasan Mengapa Perlu Terapkan Panda Parenting
Tidak semua ibu merasa percaya diri dengan pola asuh yang mereka terapkan.
Alih-alih fokus pada kebahagiaan anak, mereka sibuk membandingkan diri dengan ibu lain untuk meyakinkan diri bahwa mereka sudah cukup baik.
Persaingan antaribu dalam pola asuh membawa berbagai dampak negatif.
Banyak ibu yang merasa cemas, rendah diri, hingga mengalami depresi akibat tekanan untuk selalu tampil sempurna.
Dampak ini juga dirasakan oleh anak-anak, mereka menjadi korban dari ambisi dan tekanan yang tak seharusnya ada.
Anak-anak pun bisa tumbuh dengan rasa tidak percaya diri atau selalu merasa harus bersaing dengan orang lain.
Bagaimana Cara Menghindari Mompetition
1. Fokus pada Kebahagiaan Anak
Baca Juga: Pentingnya Penerapan Mindful Parenting untuk Kesehatan Mental Anak
Melansir dari parentcoachatlanta.com, alih-alih memikirkan pandangan orang lain, ingatlah bahwa tujuan utama parenting adalah membesarkan anak yang bahagia dan percaya diri.
2. Hindari Membandingkan
Jangan membandingkan diri kamu dengan ibu lain, atau membandingkan anak kamu dengan anak lainnya.
Setiap ibu dan anak memiliki perjalanan yang unik masing-masing.
3. Dukung dan Apresiasi Sesama Ibu
Sebagai perempuan, kamu seharusnya saling mendukung, bukan menjatuhkan. Apresiasi usaha sesama ibu, karena menjadi orang tua adalah perjalanan yang tidak mudah bagi semua orang.
4. Fokus pada Pengembangan Keterampilan
Melansir dari psychologytoday.com, mampu bekerja keras, berkomunikasi dengan jelas, mengatasi rasa takut dan frustrasi, serta bergaul dengan orang lain merupakan keterampilan hidup yang mendasar, namun membutuhkan banyak latihan untuk mempelajarinya.
Ketika kamu membantu anak-anak mengembangkan keterampilan ini, kamu membekali mereka untuk perjalanan hidup mereka.
Baca Juga: 5 Tips Digital Parenting yang Bisa Diterapkan pada Generasi Alpha
Saling Mendukung untuk Masa Depan yang Lebih Baik
Kawan Puan, mompetition bukanlah cara untuk membuktikan diri sebagai ibu yang baik.
Sebaliknya, persaingan ini hanya akan membuat kamu kehilangan fokus pada apa yang benar-benar penting, yaitu kebahagiaan anak-anak.
Sebagai ibu, bukanlah ajang untuk bersaing, tapi justru saling mendukung.
Dengan saling menguatkan, kamu tidak hanya menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi para ibu, tetapi juga memberikan teladan yang baik bagi anak-anak kita.
Ingatlah, setiap ibu punya perjuangannya masing-masing, dan tidak ada pola asuh yang sempurna, selain yang didasari cinta dan perhatian
(*)
Ken Devina