Parapuan.co - Kawan Puan, terutama yang sudah menikah, kamu mungkin sering kali merasakan dilema memilih antara keluarga dan karier.
Pertanyaan untuk memilih antara keluarga dan karier bisa muncul dari dirimu sendiri, didorong oleh komentar banyak pihak di sekelilingmu.
Ini karena dalam banyak budaya, perempuan sering dihadapkan pada tantangan menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya atau jadi ibu bekerja.
Namun, haruskah kamu memilih salah satunya? Tidak bisakah ada jalan tengah lain yang mungkin kamu ambil?
Dilema Karier atau Keluarga
Di acara Women Mean Business Live yang diadakan oleh The Telegraph, seorang pembicara mengungkapkan bahwa perempuan di Inggris cenderung memandang karier dan keluarga sebagai dua pilihan yang saling meniadakan.
Pembicara tersebut adalah Wies Bratby, seorang coach yang banyak membantu perempuan menyadari betapa berharga dan berdayanya mereka.
Wies Bratby juga rekanan di organisasi De Witt Negotiation Institute for Advanced Negotiation.
"Entah kamu bekerja penuh waktu dengan segala suka dukanya, atau menjadi ibu rumah tangga. Tidak ada jalan tengah," ungkap Wies Bratby seperti dikutip dari Women in Negotiation.
Baca Juga: 5 Cara Perempuan Mengatur Peran sebagai Pasangan, Orang Tua, dan Pekerja
Hal ini diperkuat oleh pengalaman seorang konsultan di firma Women in Negotiation.
Banyak perempuan yang merasa karier mereka tidak lagi memuaskan akhirnya memilih berhenti bekerja sepenuhnya.
Selain beban pekerjaan, perempuan sering kali memikul tanggung jawab rumah tangga yang tidak proporsional.
Mulai dari mengelola tugas-tugas emosional di rumah, termasuk membuat janji dokter untuk anak, mengorganisasi acara ulang tahun, hingga memastikan kesejahteraan keluarga.
Ditambah perjalanan kerja yang melelahkan, tidak heran jika mereka merasa kewalahan. Namun, berhenti dari dunia kerja tidak selalu membawa kebahagiaan.
"Apa yang sering saya dengar adalah kehidupan baru di rumah ternyata tidak membuat mereka bahagia," ujar Bratby.
Banyak perempuan merasa bersalah karena merasa telah menyia-nyiakan pendidikan dan pengalaman kerja mereka.
Ketergantungan finansial pada pasangan juga menciptakan tekanan baru, baik pada hubungan maupun kehidupan mereka.
Kerugian Bagi Perusahaan dan Perempuan
Baca Juga: Cara Amaryllis Esti Wijono Menjalani Peran Ganda sebagai Ibu Bekerja
Keputusan untuk berhenti bekerja tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga pada perusahaan.
Biaya penggantian karyawan dapat mencapai 15 hingga 400 persen dari gaji tahunan mereka.
Selain itu, kehilangan talenta perempuan sering kali merugikan perusahaan, terutama jika penyelesaian yang lebih fleksibel sebenarnya memungkinkan.
"Adalah kesalahan besar jika menganggap bahwa sebagai perempuan, kamu harus memilih antara karier atau kehidupan rumah tangga," tegas pembicara tersebut.
Jalan Tengah: Karier dan Keluarga
Sebagai alternatif, perempuan dapat mencari golden middle ground yang memungkinkan mereka menjalani karier yang memuaskan sekaligus menjaga kehidupan keluarga yang sehat.
Untuk mencapai ini, kuncinya adalah berkomunikasi secara efektif dengan atasan di kantor dan pasangan atau anggota keluarga lain di rumah (yang tinggal satu atap).
"Temukan apa yang benar-benar mereka butuhkan, lalu bagikan bagaimana kamu akan mencapainya," saran Wies Bratby.
Diskusikan apa yang dapat membantumu bekerja lebih efektif, seperti jadwal kerja fleksibel, opsi bekerja dari rumah, atau pengaturan kerja lain yang sesuai.
Baca Juga: DWP Kemenpora Ajak Perempuan dengan Peran Ganda untuk Self Love
Hal ini bisa membuat perbedaan besar, tanpa kamu harus memilih salah satu antara keluarga atau kariermu.
Berani Bernegosiasi
Sebelum mengambil keputusan drastis untuk berhenti bekerja, cobalah bernegosiasi terlebih dulu dengan pihak kantor dan keluarga di rumah.
Kawan Puan mungkin akan menyadari bahwa sebenarnya kamu bisa memperoleh dukungan yang kamu butuhkan, baik di rumah maupun tempat kerja.
"Jangan langsung menyerah. Cobalah berbicara. Kamu tidak pernah tahu seberapa besar hal ini bisa mengubah hidupmu menjadi lebih baik," imbuh Bratby.
Perempuan tidak harus memilih antara karier atau keluarga, karena keduanya bisa berjalan beriringan.
Perempuan makhluk yang bisa multitasking. Kamu mungkin pernah memasak sembari menyusui bayi di gendongan, bukan?
Lalu, kenapa harus memilih antara karier dan keluarga? Dengan pendekatan yang tepat dan komunikasi, keduanya bisa berjalan seimbang.
Mulai detik ini, berhentilah berpikir untuk memilih salah satunya. Kamu bisa memulai untuk berpikir agar bisa menyeimbangkan peran ganda yang kamu jalankan.
Baca Juga: Puan Talks: Cara Perempuan Tangguh Jalani Peran Ganda sebagai Ibu Bekerja
(*)