Baca Juga: Belajar dari Bermain, Ini 11 Jenis Mainan Terbaik untuk Anak Balita
- Melatih keterampilan pemecahan masalah, misalnya saat memutuskan permainan apa yang akan dimainkan bersama teman imajiner.
- Meningkatkan kreativitas melalui cerita dan skenario yang diciptakan anak.
- Memperkuat kosa kata, baik saat berbicara dengan teman imajiner maupun menceritakan interaksi mereka kepada orang tua.
Bagaimana Orang Tua Merespons Jika Anak Punya Teman Imajiner?
Jika anak memiliki teman imajiner, jangan khawatir. Kawan Puan bisa mengikuti langkah berikut untuk mendukung perkembangan anak:
- Ikut Terlibat
Tanyakan nama, penampilan, dan aktivitas teman imajiner anak. Ini menunjukkan bahwa Anda menghargai dunia imajinasi mereka.
- Tetap Realistis
Anda tidak perlu benar-benar memasak ekstra untuk teman imajiner anak, tetapi tidak apa-apa berpura-pura mereka ada di meja makan.
- Tetapkan Batasan
Jika teman imajiner disalahgunakan untuk alasan negatif, seperti menyalahkan kesalahan, pastikan anak tahu bahwa mereka tetap bertanggung jawab atas perilakunya.
Kapan Orang Tua Perlu Khawatir?
Baca Juga: Jadi Penyebab Balita Terbangun di Malam Hari, Ini Beda Nightmare dan Night Terror
Meskipun teman imajiner umumnya normal dan bukan suatu masalah, ada beberapa tanda yang perlu diperhatikan:
- Anak merasa takut atau terancam oleh teman imajinernya.
- Teman imajiner mendorong anak untuk melakukan hal yang berbahaya.
- Anak menunjukkan perubahan drastis dalam perilaku atau emosi.
- Ada kekhawatiran lain terkait perkembangan anak, seperti keterlambatan bicara atau kesulitan bersosialisasi.
Jika kamu merasa khawatir, diskusikan dengan dokter anak untuk mendapatkan panduan lebih lanjut.
Sebenarnya, sebagian besar anak akan berhenti bermain dengan teman imajiner seiring bertambahnya usia dan mulai lebih banyak bersosialisasi dengan teman sebaya.
Namun, selama fase ini, teman imajiner dapat menjadi bagian yang menyenangkan dan bermanfaat dalam kehidupan anak.
Sebagai orang tua, kamu bisa membantu anak mendapatkan pengalaman terbaik dengan memberikan ruang pada mereka untuk bermain imajinatif sekaligus memastikan ia memiliki banyak kesempatan untuk berinteraksi dengan teman-teman di dunia nyata.
Baca Juga: Cara Mengatasi Anak Balita yang Sering Terbangun di Malam Hari
(*)