Parapuan.co - Ketika anak mulai berbicara tentang seorang teman imajiner, hal ini mungkin terasa menggemaskan sekaligus menimbulkan kekhawatiran.
Misalnya anak tiba-tiba mengobrol dan mengatakan sedang berbicara dengan temannya, padahal ia bermain sendirian.
Teman imajiner ini bisa menjadi bagian penting dari kehidupan anak—menemani bermain, "berbagi" makanan, hingga terkadang membuat orang tua merasa tersisih karena anak ingin bermain sendiri dengan "temannya".
Namun, apakah hal ini perlu dikhawatirkan? Apakah teman imajiner berarti anak merasa kesepian, atau bahkan ada tanda masalah kesehatan?
Sebagai orang tua, pahami dulu penjelasan mengenai teman imajiner anak sebagaimana mengutip What to Expect di bawah ini!
Apa Itu Teman Imajiner?
Teman imajiner adalah sosok yang diciptakan oleh anak melalui imajinasinya.
Sosok ini bisa berupa anak lain, binatang, boneka, mainan, atau bahkan makhluk mitos.
Sebagian anak mungkin memiliki satu teman imajiner yang bertahan lama, sementara lainnya bisa menciptakan teman baru setiap hari. Ada juga anak yang memiliki lebih dari satu teman imajiner sekaligus.
Baca Juga: Ibu Wajib Paham, Ini Sederet Tanda Bayi Siap Diajak Bermain atau Tidak
Mengapa Anak Memiliki Teman Imajiner?
Teman imajiner biasanya tidak mencerminkan kesepian atau masalah emosional anak.
Sebaliknya, ada banyak alasan positif mengapa anak menciptakan teman imajiner, antara lain:
- Merasakan Kendali
Teman imajiner memberikan anak kesempatan untuk "mengatur" dunianya. Dalam bermain, teman imajiner tidak akan mengambil mainan atau berdebat, sehingga menjadi teman bermain ideal.
- Mengungkapkan Emosi
Anak bisa menyalurkan emosi yang sulit diungkapkan melalui teman imajinernya. Misalnya, alih-alih berkata "Aku marah!", anak bisa berkata, "Teman imajinerku tidak suka sepatu ini!"
- Mencari Rasa Aman
Teman imajiner dapat membantu anak merasa nyaman dan percaya diri. Misalnya, anak bisa meyakinkan temannya bahwa tidak ada monster di bawah tempat tidur, sekaligus menenangkan dirinya sendiri.
- Pelampiasan Kesalahan
Terkadang, teman imajiner menjadi "kambing hitam" untuk kesalahan anak, seperti menyalahkan teman imajiner atas coretan di dinding.
- Dukungan yang Selalu Tersedia
Teman imajiner selalu "ada" kapan saja, bahkan di saat anak kesulitan menemukan teman bermain nyata.
Kapan Teman Imajiner Muncul?
Baca Juga: Beri Simpati, Ini Penyebab Balita Memukul Diri Sendiri dan Cara Mengatasinya
Fenomena mempunyai teman imajiner biasanya dimulai saat anak berusia 2,5 hingga 3 tahun, ketika imajinasi mereka berkembang pesat.
Fase ini adalah bagian normal dari pertumbuhan anak dan seringkali akan menghilang dengan sendirinya seiring bertambahnya usia.
Namun dalam kasus khusus, ada pula anak yang masih memiliki teman imajiner hingga usia 6 atau 7 tahun.
Apakah Teman Imajiner Normal?
Teman imajiner adalah hal yang sangat umum. Penelitian menunjukkan bahwa sekitar dua pertiga anak memiliki teman imajiner di beberapa periode masa kecil mereka.
Bahkan, anak yang memiliki teman imajiner sering kali memiliki teman nyata yang banyak juga.
Selain normal, teman imajiner dapat memberikan manfaat bagi anak, antara lain:
- Mengembangkan empati dengan memahami perspektif "teman".
- Meningkatkan keterampilan sosial, seperti bergiliran dan berbicara secara bergantian.
Baca Juga: Belajar dari Bermain, Ini 11 Jenis Mainan Terbaik untuk Anak Balita
- Melatih keterampilan pemecahan masalah, misalnya saat memutuskan permainan apa yang akan dimainkan bersama teman imajiner.
- Meningkatkan kreativitas melalui cerita dan skenario yang diciptakan anak.
- Memperkuat kosa kata, baik saat berbicara dengan teman imajiner maupun menceritakan interaksi mereka kepada orang tua.
Bagaimana Orang Tua Merespons Jika Anak Punya Teman Imajiner?
Jika anak memiliki teman imajiner, jangan khawatir. Kawan Puan bisa mengikuti langkah berikut untuk mendukung perkembangan anak:
- Ikut Terlibat
Tanyakan nama, penampilan, dan aktivitas teman imajiner anak. Ini menunjukkan bahwa Anda menghargai dunia imajinasi mereka.
- Tetap Realistis
Anda tidak perlu benar-benar memasak ekstra untuk teman imajiner anak, tetapi tidak apa-apa berpura-pura mereka ada di meja makan.
- Tetapkan Batasan
Jika teman imajiner disalahgunakan untuk alasan negatif, seperti menyalahkan kesalahan, pastikan anak tahu bahwa mereka tetap bertanggung jawab atas perilakunya.
Kapan Orang Tua Perlu Khawatir?
Baca Juga: Jadi Penyebab Balita Terbangun di Malam Hari, Ini Beda Nightmare dan Night Terror
Meskipun teman imajiner umumnya normal dan bukan suatu masalah, ada beberapa tanda yang perlu diperhatikan:
- Anak merasa takut atau terancam oleh teman imajinernya.
- Teman imajiner mendorong anak untuk melakukan hal yang berbahaya.
- Anak menunjukkan perubahan drastis dalam perilaku atau emosi.
- Ada kekhawatiran lain terkait perkembangan anak, seperti keterlambatan bicara atau kesulitan bersosialisasi.
Jika kamu merasa khawatir, diskusikan dengan dokter anak untuk mendapatkan panduan lebih lanjut.
Sebenarnya, sebagian besar anak akan berhenti bermain dengan teman imajiner seiring bertambahnya usia dan mulai lebih banyak bersosialisasi dengan teman sebaya.
Namun, selama fase ini, teman imajiner dapat menjadi bagian yang menyenangkan dan bermanfaat dalam kehidupan anak.
Sebagai orang tua, kamu bisa membantu anak mendapatkan pengalaman terbaik dengan memberikan ruang pada mereka untuk bermain imajinatif sekaligus memastikan ia memiliki banyak kesempatan untuk berinteraksi dengan teman-teman di dunia nyata.
Baca Juga: Cara Mengatasi Anak Balita yang Sering Terbangun di Malam Hari
(*)