Survei Ungkap Tren Belanja di Musim Liburan 2024 akan Berbasis AI

Arintha Widya - Kamis, 19 Desember 2024
Tren belanja di musim liburan Nataru 2024
Tren belanja di musim liburan Nataru 2024 PCH-Vector

Parapuan.co - Perusahaan penyedia teknologi kecantikan dan mode berbasis AI dan AR terkemuka, Perfect Corp. (NYSE: PERF) merilis hasil survei tren konsumen terbaru.

Perfect Corp. mengumumkan temuan dari survei ritel liburan 2024, yang memberikan gambaran lebih dekat tentang preferensi konsumen serta tren belanja yang membentuk musim ritel liburan mendatang.

Survei ini dilakukan pada komunitas pengguna aplikasi YouCam, dan mengungkapkan wawasan penting mengenai perilaku pembeli.

Laporan survei juga mencatat peran teknologi yang semakin meningkat dalam memberikan pengalaman ritel yang lebih baik.

Sebagaimana dalam pers rilis yang diterima PARAPUAN, musim liburan 2024 akan menyoroti tren belanja yang berfokus pada nilai, personalisasi, dan didukung oleh teknologi.

Survei dari Perfect Corp. menunjukkan bahwa tren saat ini menunjukkan adanya kesadaran terhadap pengelolaan anggaran.

Bahkan, meski konsumen tetap mencari interaksi yang menarik baik di lingkungan digital maupun toko secara langsung.

Temuan ini juga menegaskan pentingnya teknologi AI dan AR dalam memenuhi kebutuhan tersebut.

Hal utama yang disoroti dalam hasil survei Holiday Shopping Trend Report 2024 antara lain:

Baca Juga: Ide Bisnis Kuliner Berdasarkan Tren Belanja Makanan Gen Z dan Milenial

1. Budget-conscious shopping

Mayoritas konsumen sebanyak 66 persen berencana untuk mengurangi pengeluaran pada musim liburan ini.

Hal ini dikarenakan kebanyakan konsumen memilih untuk fokus pada value suatu produk dan penghematan sebagai respons terhadap tantangan ekonomi.

2. Omnichannel flexibility

Sebanyak 60 persen konsumen lebih memilih kombinasi belanja secara langsung dan online.

Pasalnya, mereka menghargai kenyamanan berbelanja dari rumah sekaligus mendapatkan bantuan dari shopping assistant di toko.

3. Kendala belanja online

Kendala utama dalam belanja online mencakup ketidakmampuan mencoba produk sebelum membeli (34 persen), proses pengembalian yang rumit (22 persen), dan terlalu banyak pilihan produk (15 persen).

4. Demand untuk personalisasi

Baca Juga: Riset Ini Sebut Akan Ada Peningkatan Tren Belanja di Ramadan 2024

Sebanyak 23 persen konsumen menginginkan alat virtual try-on, sementara 26 persen menghargai asisten virtual berbasis AI.

Pengalaman yang dipersonalisasi semakin menjadi kebutuhan utama, dengan konsumen mengharapkan rekomendasi yang sesuai dan alat interaktif.

5. Adopsi AI yang meningkat

Sebanyak 52 persen konsumen sudah menggunakan atau berencana menggunakan AI dalam belanja mereka, menunjukkan pergeseran menuju normalisasi AI.

Alat AI seperti chatbot dan analitik prediktif menjadi kunci untuk meningkatkan pengalaman belanja.

"Kami sangat antusias mendukung brand dan retailers yang memanfaatkan wawasan serta solusi teknologi secara optimal untuk meraih kesuksesan," ujar Alice Chang, CEO dan Pendiri Perfect Corp.

"Seperti yang terlihat dalam hasil ini, AI semakin penting untuk melibatkan konsumen secara efektif dan memenuhi preferensi mereka yang terus berkembang dalam hal personalisasi," imbuhnya.

"Solusi Perfect Corp. mendukung brand dalam menciptakan pengalaman belanja yang seamless, personal, dan inovatif yang memuaskan pelanggan musim liburan ini dan seterusnya," katanya lagi.

Teknologi AI dan AR dari Perfect Corp. terus mengubah dunia ritel dengan menghadirkan pengalaman pelanggan yang personal dan efisien.

Melalui virtual try-on, diagnostik kulit berbasis AI, dan rekomendasi produk, Perfect Corp. memastikan merek dapat memenuhi berbagai kebutuhan pelanggan di pasar yang dinamis.

Peritel yang mengintegrasikan AI dan AR ke dalam strategi mereka akan membangun loyalitas pelanggan yang lebih kuat dan mendorong pertumbuhan penjualan selama musim liburan ini dan seterusnya.

Baca Juga: Intip Tren Belanja Online Kuartal III 2023 yang Bisa Jadi Ide Usaha

(*)

Penulis:
Editor: Arintha Widya


REKOMENDASI HARI INI

Serba-serbi Demam Babi Afrika yang Sedang Ramai, Ketahui Penyebab dan Penularannya