Namun, dalam budaya Jawa, kata "wanita" mengalami pergeseran makna. Istilah ini dianggap sebagai akronim dari "wani ditata", yang berarti "berani diatur".
Interpretasi ini memunculkan konotasi bahwa wanita diharapkan tunduk dan patuh terhadap aturan atau kontrol dari pihak lain.
Di sisi lain, kata "perempuan" berasal dari bahasa Melayu dan tidak memiliki konotasi yang membatasi atau mengatur.
Istilah ini dianggap lebih netral dan cenderung menghormati martabat individu tanpa memberikan kesan subordinasi.
Oleh karena itu, penggunaan kata "perempuan" kerap dianggap lebih sesuai dalam konteks pemberdayaan dan kesetaraan gender.
Implikasi Penggunaan Istilah "Wanita" dan "Perempuan"
Pemilihan kata dalam komunikasi sehari-hari tidak hanya mencerminkan pandangan masyarakat terhadap gender, tetapi juga memengaruhi cara individu memandang dirinya sendiri.
Berikut ini sejumlah alasan mengapa kata "perempuan" lebih dianjurkan untuk digunakan:
1. Mendorong Kesetaraan Gender