Hal ini menunjukkan perubahan besar dalam prioritas karyawan, dengan keseimbangan kerja-hidup menjadi elemen penting kepuasan kerja.
2. Lonjakan Permintaan Cuti dan Resign
Kebijakan yang memaksa karyawan kembali bekerja penuh waktu di kantor dapat memicu peningkatan permintaan cuti, termasuk cuti untuk caregiving dan disabilitas.
Deborah Hanus, CEO Sparrow, memprediksi bahwa perusahaan yang tidak mendukung fleksibilitas akan menghadapi gelombang resign atau pengunduran diri karyawan.
Selain kehilangan produktivitas, organisasi dengan kebijakan kerja yang kaku juga berisiko kehilangan talenta berkualitas.
Ini karena kebanyakan talenta mencari perusahaan dengan pendekatan lebih adaptif terhadap kebutuhan mereka.
3. AI Meningkatkan Percepatan Karier
Artificial Intelligence (AI) diperkirakan akan menjadi lebih dari sekadar alat untuk tugas-tugas rutin.
Danielle McMahan, Chief People Officer Wiley, menjelaskan bahwa AI akan membantu menciptakan jalur karier yang dipersonalisasi, mengidentifikasi kesenjangan keterampilan, dan merekomendasikan pelatihan yang relevan.