Parapuan.co - Menjelang tahun 2025, dunia kerja terus berkembang dengan dinamika baru yang memengaruhi cara kita bekerja dan merencanakan karier.
Tren-tren ini diprediksi akan memainkan peran besar dalam membentuk masa depan pekerjaan.
Lantas, seperti apa prediksi tren karier tahun 2025 dan apa saja yang mesti kita siapkan? Berikut uraiannya seperti melansir Fast Company!
1. Model Kerja Hybrid Menjadi Standar
Model kerja hybrid, kombinasi antara kerja jarak jauh dan di kantor, diperkirakan akan menjadi norma baru.
Menurut Frank Weishaupt, CEO Owl Labs, data menunjukkan bahwa pekerjaan penuh waktu di kantor menurun 6 persen, sementara pekerjaan jarak jauh meningkat 57 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Model "3-2 hybrid" — tiga hari kerja di kantor dan dua hari dari rumah — semakin diminati oleh karyawan yang mengutamakan fleksibilitas.
Sam Naficy, CEO Prodoscore, menegaskan bahwa fleksibilitas adalah kunci untuk mempertahankan talenta.
Survei Owl Labs juga mengungkapkan bahwa karyawan menilai jam kerja fleksibel hampir setara dengan manfaat asuransi kesehatan.
Baca Juga: Survei Ini Buktikan Hybrid Working Lebih dari Sekadar Fleksibilitas bagi Perempuan Karier
Hal ini menunjukkan perubahan besar dalam prioritas karyawan, dengan keseimbangan kerja-hidup menjadi elemen penting kepuasan kerja.
2. Lonjakan Permintaan Cuti dan Resign
Kebijakan yang memaksa karyawan kembali bekerja penuh waktu di kantor dapat memicu peningkatan permintaan cuti, termasuk cuti untuk caregiving dan disabilitas.
Deborah Hanus, CEO Sparrow, memprediksi bahwa perusahaan yang tidak mendukung fleksibilitas akan menghadapi gelombang resign atau pengunduran diri karyawan.
Selain kehilangan produktivitas, organisasi dengan kebijakan kerja yang kaku juga berisiko kehilangan talenta berkualitas.
Ini karena kebanyakan talenta mencari perusahaan dengan pendekatan lebih adaptif terhadap kebutuhan mereka.
3. AI Meningkatkan Percepatan Karier
Artificial Intelligence (AI) diperkirakan akan menjadi lebih dari sekadar alat untuk tugas-tugas rutin.
Danielle McMahan, Chief People Officer Wiley, menjelaskan bahwa AI akan membantu menciptakan jalur karier yang dipersonalisasi, mengidentifikasi kesenjangan keterampilan, dan merekomendasikan pelatihan yang relevan.
Baca Juga: Bisakah Perempuan Memulai Kembali Karier Setelah Menjadi Ibu?
Shaji Mathew dari Infosys menambahkan bahwa kolaborasi antara manusia dan AI akan menjadi fokus utama.
AI dapat meningkatkan keterampilan manusia, namun pengambilan keputusan yang bermakna tetap membutuhkan sentuhan manusia.
Dengan 61 persen pekerja ingin mendapatkan pelatihan AI, organisasi yang berinvestasi dalam pelatihan ini akan memiliki keunggulan kompetitif.
4. Peran Baru untuk Rekruter
AI juga akan merevolusi proses perekrutan. Felix Kim, CEO Redrob, memprediksi, AI akan mengambil alih tugas administratif seperti menyaring kandidat dan melakukan wawancara awal.
Hal ini memungkinkan rekruter untuk fokus pada menciptakan koneksi manusia dan menarik kandidat dengan cara yang lebih personal.
Namun, peran rekruter akan tetap relevan untuk aspek-aspek yang tidak bisa digantikan AI, seperti membangun relasi dan memahami kebutuhan mendalam kandidat serta perusahaan.
5. Tren Conscious Unbossing
Istilah conscious unbossing merujuk pada keengganan generasi muda untuk mengambil peran kepemimpinan tanpa dukungan yang memadai.
Baca Juga: Tren Remote Work di Asia Tenggara: Peluang Karier Global untuk Pencari Kerja Indonesia
Stephanie Neal, Direktur Penelitian DDI, mencatat bahwa perusahaan sering melakukan kesalahan dengan mempromosikan individu berprestasi ke posisi manajerial tanpa persiapan atau pelatihan yang cukup.
Organisasi harus memberikan pelatihan kepemimpinan yang relevan dan menciptakan lingkungan yang mendukung, agar para pemimpin muda merasa memiliki tujuan dan tidak menyesali keputusan mereka.
Persiapkan Masa Depan Karier Kamu!
Dengan memahami tren ini, Kawan Puan dapat mengambil langkah proaktif untuk mempersiapkan diri. Berikut beberapa tips untukmu:
- Tingkatkan keterampilan teknologi: Fokus pada keterampilan yang relevan dengan AI dan teknologi baru.
- Cari fleksibilitas: Jika kamu menghargai model kerja hybrid, pastikan perusahaan mendukung fleksibilitas tersebut.
- Investasi dalam pengembangan diri: Ikuti pelatihan atau sertifikasi untuk tetap relevan dalam dunia kerja yang berubah cepat.
- Bangun relasi: Meskipun teknologi semakin canggih, koneksi manusia tetap menjadi kunci dalam pengembangan karier.
Tahun 2025 menjanjikan perubahan besar di dunia kerja. Dengan kesiapan dan adaptasi, kamu bisa menghadapi tantangan dan peluang yang akan datang dengan percaya diri.
Baca Juga: Komitmen Platform Pencarian Kerja Memperluas Peluang Karier di Indonesia 2025
(*)