Asmara Bisa Membuat Perempuan Jadi Korban Kekerasan dan Penganiayaan

Saras Bening Sumunar - Senin, 30 Desember 2024
Kisah asmara bisa membawa perempuan jadi korban kekerasan.
Kisah asmara bisa membawa perempuan jadi korban kekerasan. IstockPhoto

Parapuan.co - Kasus kekerasan hingga pembunuhan masih menempatkan perempuan menjadi korban utama.

Jenisnya beragam, mulai dari kekerasan di tempat kerja, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), hingga kasus kekerasan yang berawal dari hubungan asmara atau pacaran.

Lantas, sudahkah lembaga penegak hukum hingga pemerintahan berpihak pada korban dan keluarganya?

Di sepanjang tahun 2024, ada beberapa kasus kekerasan hingga pembunuhan yang cukup disorot.

Contohnya ada kasus KDRT yang dialami oleh mantan atlet anggar, Cut Intan Nabila.

Sebuah video bahkan menunjukkan adegan kekerasan yang dialami Cut Intan Nabila dari suaminya, Armor Toreador.

Atas peristiwa tersebut, suami Cut Intan Nabila ditetapkan sebagai tersangka.

Bukan itu saja, ada pula kasus kekerasan yang berakhir pada pembunuhan keji.

Seorang perempuan berinisial EJ (20) dari Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur ditemukan tewas secara mengenaskan dengan cara dibakar.

Baca Juga: Eksploitasi Seksual Melalui Modus Iklan, Perempuan Kembali Jadi Korban

Sebelum itu, diketahui korban mendapatkan tindak kekerasan yang dilakukan oleh kekasihnya sendiri Moh. Maulidi Al Izhaq (21).

Pelaku nekat membunuh EJ dan membakar jasad kekasihnya lantaran korban menolak menggugurkan janinnya.

Awalnya, korban diajak pelaku ke tukang pijat kandungan untuk menggugurkan janin dalam kandungan, namun ia menolaknya.

Penolakan tersebut akhirnya membuat pelaku emosi hingga membunuh EJ. 

Sementara di akhir tahun 2024 tepatnya pada Selasa (24/12/2024) malam, seorang mahasiswi di Yogyakarta berinial NH menjadi korban penyiraman air keras.

Kejadian ini berawal ketika NH akan bersiap untuk menghadiri acara misa malam Natal.

Secara tiba-tiba, NH diserang oleh orang asing dan disiram dengan air keras.

Atas peristiwa tersebut, NH mengalami luka parah di area wajah dan tubuh bagian atas.

Baca Juga: KemenPPPA Buat Program Baru, Lindungi Perempuan dan Anak dari Kekerasan

Usut punya usut, kasus penyiraman air keras ini menyeret nama mantan kekasih NH yang bernama Billy.

Billy yang merupakan otak dan dalang penyiraman air keras tersebut meminta Satim melancarkan aksinya.

Billy meminta pelaku untuk melakukan penyiraman air keras ini dengan iming-iming imbalan.

Kasus ini terjadi lantaran NH menolak ajakan balikan Billy. Pelaku bahkan sering berusaha datang ke kos NH untuk menyampaikan bujukannya itu.

Saat ini, kedua pelaku sudah diamankan oleh pihak kepolisian.

Berkaca dari kasus di atas, kisah cinta tidak melulu berjalan indah dan bahagia.

Cinta yang awalnya penuh kasih bisa menjadi perangkap berbahaya yang membawa perempuan menjadi korban utamanya.

Beberapa perempuan justru menemukan diri mereka terjebak dalam lingkaran kekerasan dan penganiayaan, baik secara fisik, emosional, maupun psikologis.

Dampaknya pun juga berlangsung dalam jangka panjang, terutama pada kondisi kesehatan mental.

Bukan hanya untuk diri sendiri, kejadian kekerasan ini tentu juga berdampak pada keluarga korban. Apalagi jika kasus kekerasan tersebut hingga berakhir nyawa.

Hubungan asmara seharusnya menjadi tempat di mana kamu merasa aman dan dicintai.

Namun, jika hubungan tersebut justru membawa kekerasan dan penganiayaan, sudah saatnya kamu mempertimbangkan untuk mengambil langkah keluar.

Baca Juga: Laporan PBB: 140 Perempuan dan Anak Dibunuh Kerabat Setiap Harinya

(*)



REKOMENDASI HARI INI

Adakah Pengaruh Urutan Kelahiran Anak terhadap Perilaku dan Kehidupan Sosialnya?