Parapuan.co - Tak dimungkiri, kehamilan merupakan salah satu masa yang cukup dinantikan.
Di sisi lain, masa ini juga sering kali memberikan tantangan tersendiri bagi perempuan.
Bukan hanya mengalami perubahan bentuk tubuh, perempuan hamil juga rentan mengalami perubahan hormon yang berdampak pada kondisi dirinya.
Salah satu perubahan yang sering dialami oleh ibu hamil adalah menjadi lebih sering merasa ingin buang air kecil. Situasi ini biasanya dikenal dengan anyang-anyangan.
Jika kehamilan ini menjadi pengalaman pertama untukmu, terkadang jadi bertanya-tanya apakah hal ini berbahaya?
Perlukah mendapatkan medis tertentu untuk mencegah anyang-anyangan?
Sebelum itu, kita bahas apa sebenarnya penyebab utama ibu hamil lebih sering buang air kecil.
Penyebab Ibu Hamil Sering Buang Air Kecil
1. Perubahan Hormon
Baca Juga: Kesehatan Mental Ibu Hamil Bisa Memengaruhi Bayi dalam Kandungan, Ini Faktanya
Merangkum dari laman Rumah Sakit Pondok Indah, perubahan hormon merupakan gejala yang tidak dapat dihindari selama proses kehamilan.
Perubahan umum yang terjadi adalah peningkatan kadar hormon progesteron dan estrogen.
Peningkatan kadar hormon ini akan meningkatkan suplai darah ke ginjal.
Peningkatan suplai darah yang mengalir ke ginjal menghasilkan jumlah urine lebih banyak, sehingga mengakibatkan gejala anyang-anyangan.
2. Desakan Rahim pada Kandung Kemih
Pada kehamilan trimester pertama (usia kehamilan 1-12 minggu), rahim yang terletak di rongga pelvis (panggul) akan terus mengalami pembesaran secara progresif.
Kondisi rahim yang membesar ini membuat kandung kemih yang terletak di depan rahim terdorong atau terdesak.
Oleh karena itu, kapasitas penampungan urine menjadi lebih kecil dan akibatnya intensitas buang air kecil menjadi lebih sering.
Baca Juga: 5 Manfaat Buah Naga untuk Kesehatan Ibu Hamil, Jaga Cairan Tubuh
Di sisi lain, desakan rahim yang sangat parah bisa juga menyumbat saluran kencing dan menyebabkan urine tidak dapat dikeluarkan (retensi urine).
Pada trimester kedua (kehamilan usia di atas 12 minggu), rahim akan membesar dan naik meninggalkan rongga panggul, akibatnya desakan pada kandung kemih akan berkurang.
Hal ini menyebabkan gejala anyang-anyangan akan berkurang setelah melewati trimester pertama kehamilan.
Ibu Hamil Lebih Sering Buang Air Kecil di Malam Hari
Lebih lanjut, situasi sering buang air kecil pada ibu hamil ini biasanya lebih rentan terjadi pada malam hari.
Hal ini tentu sangat mengganggu dan menyebabkan kelelahan pada ibu hamil karena sering terbangun malam hari untuk berkemih.
Posisi berbaring saat tidur menyebabkan peningkatan volume darah dari perifer kembali ke jantung, yang selanjutnya akan meningkatkan volume darah ke ginjal.
Akibatnya, volume urine yang dihasilkan oleh ginjal semakin bertambah dan frekuensi berkemih semakin sering.
Baca Juga: Apabila Perempuan Positif HIV Hamil, Apakah Anaknya Tertular?
(*)