Fenomena New Year, New Mental Issues: Mengapa Ini Bisa Terjadi?

Saras Bening Sumunar - Jumat, 3 Januari 2025
Fenomena New Year, New Mental Issues.
Fenomena New Year, New Mental Issues. IstockPhoto

Parapuan.co - Tahun Baru memberikan semangat baru untuk memulai hal-hal yang lebih baik.

Sayangnya, optimisme untuk menyongsong Tahun Baru ini seakan bertolak belakang dengan tren yang sedang viral di TikTok.

Belakangan, media sosial TikTok dihebohkan dengan tren New Year, New Mental Issues. Yang artinya, tahun baru dengan masalah kesehatan mental yang baru.

Fenomena New Year, New Mental Issues ini bahkan sudah diikuti oleh banyak pengguna TikTok.

Penulis menemukan bahwa banyak pengguna yang merasa relate dengan situasi tersebut dan mencerminkan suasana hati mereka di tahun yang baru.

Ditambah lagi isu-isu terkait kesadaran akan kesejahteraan dan kesehatan mental cukup banyak digaungkan.

Bukan tanpa alasan, tampaknya tren New Year, New Mental Issues ini kemungkinan memberikan tekanan untuk banyak orang dari berbagai aspek.

Misalnya pendidikan, kesuksesan karier, hingga masalah asmara yang bisa berdampak pada kesehatan mental.

Lantas, mengapa seseorang bisa mengalami masalah kesehatan mental di tahun yang baru?

Baca Juga: Pemberdayaan Perempuan di Asia Selatan: Kebijakan yang Dibutuhkan

1. Resolusi yang Gagal Terwujud

Menurut laman The Centre for Addiction and Mental Healthresolusi yang gagal terwujud di tahun lalu memberikan tekanan tersendiri bagi sebagian individu.

Alhasil, kegagalan tersebut membuat kamu takut untuk kembali membuat resolusi karena hanya akan menjadi sebuah wacana saja.

Ditambah lagi, resolusi tahun baru biasanya menyangkut kemajuan karier, tujuan kebugaran, hingga mempelajari keterampilan baru.

Ketika resolusi ini meleset, bisa menjadi sumber stres dan kecemasan yang baru di tahun yang baru.

2. Takut Gagal dan Mengkritik Diri Sendiri

Sementara berdasarkan laman Bozeman Counselingketakutan akan kegagalan bisa membuat seseorang mengkritik diri sendiri.

ketakutan ini pada akhirnya dapat membuat Kawan Puan keras pada diri sendiri yang justru bisa memicu stres dan kecemasan.

Baca Juga: Berhenti Jadi People Pleaser, Ini Seni Mengatakan Tidak Tanpa Merusak Reputasi

Kamu tidak ingin ada kegagalan dalam setiap perjalananmu dan menganggapnya sebagai akhir dari segalanya.

3. Perbandingan Sosial dan Tekanan Eksternal

Di dunia yang serba terhubung ini, mudah untuk membandingkan diri sendiri dengan orang lain.

Media sosial menjadi tempat orang lain membagikan kehidupan mereka seperti karier, kehidupan asmara, hingga keluarga.

Sehingga ketika kamu tidak berada di posisi yang sama, Kawan Puan cenderung merasa tidak cukup baik dari mereka.

Tekanan untuk menyamai kesuksesan orang lain dapat membuat kamu merasa lebih tertekan dan kewalahan.

Namun, setiap orang berjuang dengan tantangan mereka sendiri, meskipun mereka tidak menunjukkannya di media sosial.

Alih-alih membandingkan diri sendiri dengan orang lain, fokuslah pada kemajuan dan perjalanan kita sendiri.

Fenomena New Year, New Mental Issues mungkin dialami oleh beberapa orang.

Baca Juga: Fenomena Barbie Syndrome di Amerika: Ketika Penampilan Jadi Beban Sosial

Terutama ketika kamu menghadapi tekanan untuk memulai tahun baru dengan sempurna.

Kawan Puan, penting untuk memahami bahwa tidak apa-apa jika kamu mengalami sebuah kegagalan dan jangan menganggap hal tersebut sebagai akhir segalanya.

Daripada keras pada diri sendiri, alangkah baiknya jika kamu memulai tahun dengan harapan yang realistis dan berfokus pada proses.

Tetap jaga kesejahteraan dan keseimbangan kesehatan mentalmu untuk menghadapi tahun baru dengan lebih baik.

Mulailah tahun baru dengan langkah kecil yang penuh makna, dan ingat bahwa setiap hari adalah kesempatan untuk berkembang. 

Berikan waktu untuk dirimu sendiri memproses kegagalan yang terjadi di tahun lalu.

Jangan lupa untuk tetap kuat dalam menghadapi semuanya.

Baca Juga: Ibu Rumah Tangga Juga Perlu Resolusi Tahun Baru, Ini yang Bisa Dilakukan

(*)



REKOMENDASI HARI INI

Detoks Sosial Media dengan Dumbphone: Apa Itu dan Kenapa Jadi Tren?