Perkembangan Emosi Balita: Apa yang Bisa Diharapkan?
Pada usia 1-2 tahun, balita mulai menyadari dirinya sebagai individu dan mulai merasakan berbagai emosi seperti:
- Takut, malu, empati, dan iri.
- Frustrasi ketika tidak mendapatkan keinginannya.
- Kemandirian, di mana mereka mulai ingin melakukan berbagai hal sendiri.
- Kemampuan menunggu giliran dan sedikit mengontrol emosinya.
- Mulai mampu mengekspresikan perasaan dengan kata-kata sederhana seperti "Ow" saat merasa sakit atau "Aku bisa!" saat merasa bangga.
Balita juga mulai membandingkan perilaku mereka dengan anak-anak lain.
Misalnya, mereka mungkin berkata, "Aku sudah menunggu giliran, tapi dia tidak."
Namun, pada tahap ini balita juga sedang belajar menghadapi emosi baru yang besar, yaitu frustrasi. Ini adalah reaksi umum ketika balita:
- Merasa kesal dan menangis, berteriak, atau memukul saat tidak mendapatkan keinginannya.
- Belum memahami alasan mengapa mereka tidak bisa mendapatkan sesuatu saat itu juga.
- Menjadi cukup keras kepala dan suka memerintah.
- Sulit menghentikan aktivitas bermain atau beralih ke kegiatan lain.
- Kadang mengalami tantrum karena tidak mampu mengendalikan rasa frustrasinya.
Menjelang usia tiga tahun, sebagian besar balita mulai mengenal perasaan bersalah dan malu.
Pada tahap ini, penting bagi orang tua untuk memberikan dukungan penuh dan mendengarkan ketika balita ingin berbagi perasaan mereka.
Dukungan ini membantu mereka memahami emosi baru yang sedang mereka alami.
Jika balita mengalami kesulitan menghadapi emosi besar seperti marah atau frustrasi, mereka membutuhkan pengertian serta dukungan dari orang tua.