Pentingnya Bermain bagi Perkembangan Emosi Balita, Ini yang Perlu Orang Tua Tahu

Arintha Widya - Kamis, 9 Januari 2025
Pentingnya bermain bagi perkembangan emosi balita.
Pentingnya bermain bagi perkembangan emosi balita. terng99

Parapuan.co - Kawan Puan, bermain merupakan salah satu cara alami bagi balita untuk belajar dan berkembang.

Aktivitas ini tidak hanya penting untuk perkembangan fisik dan kognitif, tetapi juga sangat krusial bagi perkembangan emosional.

Melalui bermain, balita bisa menjelajahi dan mengekspresikan emosi mereka, serta belajar mengelolanya.

Sebagai orang tua atau pengasuh, kamu memegang peranan penting dalam membantu balita memahami dan menghadapi emosi mereka.

Dengan terlibat aktif dalam permainan, kamu juga bisa memberikan dukungan yang dibutuhkan balita untuk mengelola perasaan mereka.

Misalnya, ketika balita merasa sedih karena mainannya rusak, kamu bisa mengatakan, "Aku tahu kamu sedih karena mainanmu rusak. Tidak apa-apa, kita bisa memperbaikinya."

Selain itu, balita juga mengamati cara orang tua mengelola emosi. Kamu bisa memberikan contoh positif, seperti mengatakan, "Aku merasa kesal, jadi aku akan berhenti sebentar dan mengambil tiga napas panjang."

Contoh ini membantu balita belajar mengelola perasaan mereka dengan lebih baik.

Lantas, mengapa bermain penting bagi perkembangan emosi balita? Berikut uraian yang perlu kamu tahu sebagai orang tua atau pengasuh seperti merangkum Raising Children Network!

Baca Juga: Memahami Emosi Anak, Ini yang Terjadi Ketika Mereka Berusia 2 Tahun

Perkembangan Emosi Balita: Apa yang Bisa Diharapkan?

Pada usia 1-2 tahun, balita mulai menyadari dirinya sebagai individu dan mulai merasakan berbagai emosi seperti:

  • Takut, malu, empati, dan iri.
  • Frustrasi ketika tidak mendapatkan keinginannya.
  • Kemandirian, di mana mereka mulai ingin melakukan berbagai hal sendiri.
  • Kemampuan menunggu giliran dan sedikit mengontrol emosinya.
  • Mulai mampu mengekspresikan perasaan dengan kata-kata sederhana seperti "Ow" saat merasa sakit atau "Aku bisa!" saat merasa bangga.

Balita juga mulai membandingkan perilaku mereka dengan anak-anak lain.

Misalnya, mereka mungkin berkata, "Aku sudah menunggu giliran, tapi dia tidak."

Namun, pada tahap ini balita juga sedang belajar menghadapi emosi baru yang besar, yaitu frustrasi. Ini adalah reaksi umum ketika balita:

  • Merasa kesal dan menangis, berteriak, atau memukul saat tidak mendapatkan keinginannya.
  • Belum memahami alasan mengapa mereka tidak bisa mendapatkan sesuatu saat itu juga.
  • Menjadi cukup keras kepala dan suka memerintah.
  • Sulit menghentikan aktivitas bermain atau beralih ke kegiatan lain.
  • Kadang mengalami tantrum karena tidak mampu mengendalikan rasa frustrasinya.

Menjelang usia tiga tahun, sebagian besar balita mulai mengenal perasaan bersalah dan malu.

Pada tahap ini, penting bagi orang tua untuk memberikan dukungan penuh dan mendengarkan ketika balita ingin berbagi perasaan mereka.

Dukungan ini membantu mereka memahami emosi baru yang sedang mereka alami.

Jika balita mengalami kesulitan menghadapi emosi besar seperti marah atau frustrasi, mereka membutuhkan pengertian serta dukungan dari orang tua.

Baca Juga: Sedih atau Marah, Ini Cara Mengajarkan Anak Mengidentifikasi Emosi Lewat Warna

Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah "time in", yaitu memberikan waktu khusus untuk menenangkan balita dan membantu mereka mengelola emosi yang kuat.

Ide Permainan untuk Mendorong Perkembangan Emosi Balita

Bermain merupakan cara yang efektif bagi balita untuk belajar memahami, mengekspresikan, dan mengelola emosi mereka.

Berikut ini beberapa ide permainan yang bisa Kawan Puan coba:

  • Bermain bersama anak-anak lain

Mengajak balita bermain bersama anak-anak lain membantu mereka belajar berbagi, menunggu giliran, dan memahami perasaan orang lain.

  • Permainan imajinatif

Bermain peran dengan menggunakan boneka, mainan, atau pakaian lama bisa merangsang imajinasi balita dan membantunya mengekspresikan perasaan.

Misalnya, mereka bisa berpura-pura merawat boneka beruang atau berperan sebagai penyelamat mainan yang berani.

  • Bernyanyi dan menari

Lagu seperti "Kalau Kau Senang Hati Tepuk Tangan" bisa membantu balita mengenali dan mengekspresikan emosi dengan cara yang menyenangkan.

  • Bermain kotor dengan pasir, lumpur, atau cat

Bermain dengan bahan-bahan ini memungkinkan balita menyalurkan emosi mereka.

Baca Juga: 3 Penyebab Emosi Anak Tidak Seimbang, Mulai dari Gadget hingga Nutrisi

Mereka bisa menepuk-nepuk pasir, menginjak lumpur, atau membuat coretan besar dengan cat sebagai bentuk ekspresi emosi.

  • Membaca cerita

Bacakan buku cerita yang tokohnya mengalami berbagai perasaan yang mirip dengan apa yang dirasakan balita.

Misalnya, seri buku "When I’m Feeling" karya Trace Moroney yang membahas berbagai emosi dengan cara yang mudah dipahami anak-anak.

  • Bermain di luar ruangan

Mengajak balita bermain di taman atau lapangan terbuka memberikan mereka kesempatan untuk berlari, berguling, atau bermain dengan bebas, sehingga mereka bisa melepaskan emosi yang terpendam.

Peran Orang Tua dalam Permainan

Meskipun balita sering ingin memimpin permainan, peranmu sebagai orang tua tetap penting.

Kamu bisa membantu mereka menghadapi emosi yang besar seperti rasa frustrasi atau kecewa.

Cobalah untuk selalu mendampingi dan memberikan dukungan saat mereka merasa kesal atau tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Dengan mendukung perkembangan emosional balita melalui permainan, kamu membantu mereka membangun keterampilan penting yang akan berguna sepanjang hidup mereka, seperti mengelola emosi, bersosialisasi dengan orang lain, dan membangun rasa percaya diri.

Baca Juga: Review Buku 50 Aktivitas Mengasah Emosi Anak: Panduan Praktis untuk Orang Tua

(*)



REKOMENDASI HARI INI

Main Free Fire Lebih Seru dengan Items Terbaik, Ini Cara Top Up Diamond FF