Mengenal Chemical Submission yang Terkait Kekerasan Seksual Menggunakan Obat-obatan

Arintha Widya - Selasa, 14 Januari 2025
Apa itu chemical submission yang terkait kekerasan seksual menggunakan obat-obatan?
Apa itu chemical submission yang terkait kekerasan seksual menggunakan obat-obatan? D-Keine

Hal ini terutama karena analisis DNA dan toksikologi tidak dianggap cukup untuk mendukung pernyataan korban atau tersangka.

Kesulitan dalam Mengungkap Kasus Chemical Submission

Masih sulit untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang banyak aspek dari chemical submission.

Meskipun terdapat kekurangan besar dalam jumlah laporan kasus kekerasan seksual akibat tingginya persentase kasus yang tidak dilaporkan, situasi ini diperkirakan jauh lebih buruk dalam kasus kejahatan yang melibatkan penganiayaan terhadap lansia, individu dengan gangguan mental, atau anak-anak.

Ketidakmampuan kelompok ini untuk pertama-tama mengenali dan kemudian melaporkan kejahatan yang melibatkan CS menunjukkan adanya defisit besar dalam cara kasus tersebut diidentifikasi dan dibawa ke pengadilan.

Baca Juga: Kelanjutan Kasus Pemerkosaan Lansia di Prancis, Mantan Suami Gisele Pelicot Dipenjara 20 Tahun

Peran Laboratorium Toksikologi dalam Kasus Chemical Submission

Laboratorium toksikologi harus memiliki metode yang divalidasi untuk mendeteksi zat yang mungkin terlibat dalam kasus CS.

Hal ini memerlukan penggunaan metodologi yang memungkinkan penyaringan toksikologi secara luas terhadap zat-zat, bahkan ketika zat-zat tersebut berada pada konsentrasi rendah.

Jelas bahwa dalam studi toksikologi jenis ini, konsentrasi rendah zat yang ditemukan dalam darah atau urin bisa relevan karena adanya jeda waktu antara kejadian dan pengambilan sampel.

Ketika menafsirkan temuan ini, penting bagi laboratorium yang menerima kasus CS untuk memiliki informasi yang seakurat mungkin mengenai waktu yang berlalu setelah kejadian hingga pengambilan sampel, serta obat-obatan yang mungkin diterima korban.

Hukum mengakui peran zat psikoaktif dalam kejahatan kekerasan seksual.

Baik dikonsumsi secara sukarela maupun tidak oleh korban, zat-zat ini dapat secara langsung memengaruhi kemampuan korban untuk memberikan persetujuan, yang merupakan aspek kunci dari penerapan undang-undang terkait kekerasan seksual dan kejahatan lainnya yang dilakukan menggunakan obat-obatan tertentu.

Belajar dari kasus yang dialami Gisele Pelicot, semoga saja masyarakat, penegak hukum, pembuat kebijakan, dan sebagainya mulai menyadari bahwa chemical submission harus mendapatkan perhatian.

Baca Juga: LPSK Sebut Permohonan Perlindungan Korban Kekerasan Seksual Meningkat, Termasuk Kasus Agus

(*)

Sumber: Elsevier
Penulis:
Editor: Arintha Widya


REKOMENDASI HARI INI

Sudah Borong Lapis Legit untuk Imlek? Ini Tips Menyimpan agar Awet