Baca Juga: Jangan Salah Kaprah tentang 'Izin' Agama, Perempuan Berdaya Perlu Menentang Poligami
Menakar Kesetiaan dan Keadilan dalam Poligami
Pertanyaan mendasar dalam poligami bukan hanya tentang apakah seorang suami mampu berlaku adil, tetapi juga bagaimana keadilan itu diukur dan siapa yang menilainya.
Dari sudut pandang penulis, "adil" dalam pernikahan, terlebih poligami, bukan hanya tentang memberikan perlakuan atau nafkah setara antara istri pertama dan kedua.
Faktanya dalam hubungan pernikahan, suami sering kali membuat istri merasa diperlakukan tidak adil.
Yakni apabila suami menghabiskan lebih banyak waktu di luar rumah. Bahkan saat di rumah, hanya main ponsel dan tidak memberikan nafkah batin kepada istri.
Jika terhadap satu istri saja suami kerap dianggap tidak adil, bagaimana jika memiliki dua istri?
Apabila tidak dianggap adil oleh masing-masing istri, bukankah perempuan yang tetap menjadi korban dalam hubungan ini?
Itu baru satu hal, belum berbagai aspek lain dalam kehidupan rumah tangga mulai dari nafkah untuk anak, kebutuhan rumah tangga, quality time, dan sebagainya.
Baca Juga: Awas! Poligami yang Dilakukan Ayah Berdampak pada Psikologis Anak
(*)