Parapuan.co - Perencana keuangan Rista Zwestika Reni menjelaskan, terdapat perbedaan mendasar antara nafkah dan uang belanja dalam konteks rumah tangga.
Menurutnya, memahami perbedaan ini penting bagi pasangan, khususnya perempuan, untuk membantu mengelola keuangan keluarga secara lebih bijak.
Perbedaan antara nafkah dan uang belanja disampaikan Rista Zwestika melalui akun Instagram-nya. Yuk, simak!
Perbedaan Nafkah dan Uang Belanja
Nafkah adalah tanggung jawab suami yang diberikan kepada istri untuk memenuhi kebutuhan pribadi sang istri.
Dana ini digunakan untuk kebutuhan seperti membeli pakaian, perawatan tubuh, atau kegiatan yang mendukung me-time istri, bersifat individual dan difokuskan pada kesejahteraan istri.
Sementara uang belanja, dialokasikan untuk kebutuhan rumah tangga secara keseluruhan.
Ini meliputi belanja bahan makanan, membayar tagihan listrik dan air, hingga keperluan rumah tangga lainnya.
Tantangan Memisahkan Nafkah dan Uang Belanja
Baca Juga: Kiat-Kiat Atur Keuangan Rumah Tangga Pengantin Baru, Sisihkan untuk Investasi
Tidak semua keluarga mampu memisahkan secara jelas antara uang nafkah dan uang belanja. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti:
-
Kondisi keuangan keluarga.
-
Kesepakatan dengan pasangan.
Bagi pasangan yang ingin memisahkan alokasi dana ini, penting untuk melakukan perencanaan yang matang agar kebutuhan kedua pihak tetap terpenuhi tanpa mengganggu stabilitas keuangan keluarga.
Cara Mengelola Nafkah dan Uang Belanja
Agar nafkah dan uang belanja dapat dikelola dengan baik, berikut beberapa langkah yang dapat diambil:
1. Evaluasi Total Penghasilan Bulanan
Langkah pertama adalah menghitung total pendapatan keluarga, termasuk penghasilan utama dan tambahan.
Dengan mengetahui jumlah pasti, pengalokasian anggaran dapat dilakukan secara lebih terencana.
2. Catat Kebutuhan Rumah Tangga
Pisahkan kebutuhan rumah tangga menjadi dua kategori:
-
Kebutuhan wajib: seperti belanja bahan pokok, tagihan listrik, air, dan pendidikan anak.
-
Kebutuhan tambahan: seperti hiburan, makan di luar, atau belanja non-esensial.
Baca Juga: Cara Mengelola Anggaran Rumah Tangga untuk Keluarga Kelas Menengah
3. Diskusikan Besaran Nafkah
Bicarakan secara terbuka dengan pasangan untuk menentukan jumlah nafkah yang ideal.
Pastikan nafkah diberikan tanpa mengorbankan kebutuhan rumah tangga yang lain.
4. Alokasikan Anggaran Secara Proporsional
Setelah kebutuhan dan nafkah dipetakan, buatlah alokasi anggaran yang sesuai. Sebagai contoh:
-
Belanja rumah tangga: 50-60 persen dari total penghasilan.
-
Nafkah istri: 10-20 persen atau sesuai kesepakatan.
-
Tabungan dan investasi: 20-30 persen.
-
Hiburan dan lainnya: 10 persen.
Hal Penting dalam Pengelolaan Keuangan Keluarga
Selain alokasi anggaran, ada beberapa aspek lain yang harus diperhatikan untuk memastikan pengelolaan keuangan rumah tangga berjalan lancar:
1. Keterbukaan dan Komunikasi
Keterbukaan antara suami dan istri sangat penting dalam menyusun anggaran dan mengevaluasi kondisi keuangan.
Baca Juga: Perencana Keuangan Sebut Rahasia Keuangan Raffi-Nagita Ini Bisa Ditiru Pasangan Baru
Pastikan keduanya memiliki pemahaman yang sama tentang prioritas pengeluaran.
2. Utamakan Kebutuhan, Bukan Keinginan
Selalu prioritaskan kebutuhan rumah tangga di atas keinginan untuk menjaga stabilitas keuangan.
3. Antisipasi Pengeluaran Tidak Terduga
Sediakan dana cadangan untuk kebutuhan mendadak seperti biaya kesehatan atau perbaikan rumah.
4. Evaluasi Keuangan Secara Berkala
Lakukan evaluasi bulanan atau triwulanan untuk memastikan alokasi anggaran masih relevan dengan kebutuhan keluarga.
5. Dana Darurat dan Investasi
Sisihkan sebagian pendapatan untuk dana darurat dan investasi demi menjamin keamanan finansial jangka panjang.
Dari keterangan tersebut, Rista Zwestika menyimpulkan bahwa pengaturan keuangan dalam keluarga masih bisa lebih fleksibel.
Yang terpenting, pasangan suami istri harus saling terbuka dan berkomunikasi dengan baik untuk mengelola keuangan rumah tangga.
Baca Juga: Perempuan sebagai Leader dalam Mengatur Keuangan Rumah Tangga: Hal yang Perlu Diketahui
(*)