Baca Juga: Catcalling Bukan Candaan Tetapi Bentuk Pelecehan pada Perempuan
Meskipun kebijakan ini menuai protes dari banyak pihak, dampaknya tetap memperparah diskriminasi terhadap komunitas Muslim di AS.
Menurut CAIR, enam bulan setelah Trump menjabat, kejahatan kebencian terhadap Muslim meningkat hingga 91 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Serangan terhadap Muslim juga terjadi di India, di mana meningkatnya sentimen kebencian menyebabkan insiden tragis, seperti kasus pembakaran seorang pria Muslim di Rajasthan pada tahun 2017.
WHD dan Harapan Pemberdayaan Perempuan Muslim
Di tengah meningkatnya Islamofobia global, Hari Hijab Sedunia yang pertama kali diselenggarakan pada tahun 2013 ini menjadi simbol perlawanan terhadap diskriminasi.
Dengan dukungan lebih dari 145 negara, WHD terus berkembang sebagai gerakan yang tidak hanya menyoroti hak perempuan Muslim, tetapi juga menentang kebijakan yang mendiskriminasi komunitas Muslim secara umum.
Sebagai bagian dari upaya edukasi global, WHD meluncurkan program "Corporate Anti-Islamophobia Program", yang bertujuan untuk mengatasi diskriminasi terhadap Muslim di lingkungan kerja dan sektor korporasi.
Hari Hijab Sedunia bukan sekadar perayaan, tetapi juga gerakan sosial untuk menegakkan hak perempuan Muslim agar mereka dapat mengenakan hijab dengan aman dan tanpa rasa takut.
Jika gerakan ini terus mendapat dukungan luas, maka perlahan tetapi pasti, stereotip negatif tentang hijab akan terkikis, dan perempuan Muslim dapat menjalani kehidupan mereka dengan lebih bebas dan berdaya.
Jadi hijab bukanlah pembatasan, tetapi simbol pemberdayaan yang sesungguhnya.
Baca Juga: Lebih dari Kompetisi, Indonesia Women Half Marathon Jadi Ajang Pemberdayaan Perempuan
(*)