Kamu Merasa Sering Berada dalam Hubungan Toxic? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Parapuan.co - Kawan Puan merasa terus-menerus terjebak dalam hubungan yang beracun?

Mungkin kamu pernah berjanji pada diri sendiri untuk tidak mengabaikan red flags, berhenti menerima perlakuan yang tidak layak, dan tidak bertahan dalam hubungan yang menyakitimu.

Namun, setiap kali memulai hubungan baru, kamu justru mengulang pola yang sama. Apakah kamu dikutuk untuk terus berada dalam hubungan toxic?

Tidak, kamu bisa keluar dari siklus ini dan mulai memilih hubungan yang sehat. Berikut cara mengatasinya sebagaimana melansir Very Well Mind!

Mengenali Pasangan yang Toxic

Sebelum membahas cara keluar dari hubungan toxic, penting untuk memahami apa sebenarnya yang dimaksud dengan hubungan toxic.

Tidak semua hubungan yang sulit bisa dikategorikan sebagai toxic. Setiap hubungan pasti memiliki tantangan.

Akan tetapi, hubungan toxic ditandai oleh pola yang konsisten dalam merendahkan, tidak menghormati, dan mengabaikan keberadaan serta perasaanmu.

Tanda-Tanda Hubungan Toxic

1. Kurangnya rasa hormat - Pendapat dan perasaanmu sering diabaikan atau diremehkan.

2. Ketidakdewasaan emosional - Pasanganmu hanya peduli pada perasaan dan kebutuhannya sendiri.

3. Sikap egois - Tidak ada timbal balik dalam hubungan; kamu selalu memberi, sementara pasangan hanya menerima.

4. Suka menyalahkan - Pasangan menyalahkanmu atas tindakan mereka, bahkan memanipulasimu agar merasa bersalah.

5. Kurangnya tanggung jawab - Mereka jarang mengakui kesalahan dan selalu menganggap dirimu sebagai penyebab masalah.

6. Masalah kepercayaan - Mereka sulit percaya padamu meskipun tidak ada alasan yang jelas.

7. Kurangnya dukungan - Kamu merasa tidak didukung secara emosional, malah sering merasa dihakimi atau diabaikan.

8. Komunikasi yang buruk - Percakapan sering dipenuhi asumsi, kritik, dan perdebatan tanpa penyelesaian.

9. Harga diri rendah - Batasan pribadimu sering dilewati, membuatmu merasa tidak berharga.

Hubungan toxic sering kali tidak sepenuhnya buruk. Ada momen-momen indah yang membuatmu tetap bertahan, namun ini justru membuatmu semakin sulit untuk pergi.

Padahal, bertahan dalam hubungan seperti ini hanya akan membuatmu semakin jauh dari intuisi dan harga dirimu sendiri.

Mengapa Kita Terus Terjebak dengan Pasangan yang Toxic?

Sering kali, kita tidak sadar bahwa kita tertarik pada pola hubungan yang sama berulang kali. Ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti:

1. Repetisi pola dari masa lalu - Konsep dalam psikologi bernama repetition compulsion menjelaskan bahwa kita cenderung mengulangi pola yang sama dari masa lalu, termasuk trauma dalam keluarga.

2. Gaya keterikatan (attachment style) - Orang dengan anxious attachment style sering tertarik pada pasangan avoidant, yang cenderung menjaga jarak tetapi tetap mempertahankan hubungan secara tidak stabil.

3. Efek familiaritas - Kita cenderung tertarik pada sesuatu yang terasa akrab, meskipun itu beracun.

Untuk memahami lebih dalam, cobalah mengevaluasi pola hubunganmu:

Apa kesamaan di antara pasangan-pasanganmu sebelumnya?
Apakah kamu sering memilih pasangan yang sulit menunjukkan empati dan keterbukaan?
Apakah kamu sering mengabaikan tanda bahaya di awal hubungan?
Apakah kamu pernah merasa harus mengorbankan kebutuhan dan nilaimu hanya untuk mempertahankan hubungan?

Cara Menghentikan Siklus Hubungan Toxic

Percayai Intuisimu

Jika ada sesuatu yang terasa tidak benar sejak awal, jangan abaikan. Dengarkan suara hatimu dan kenali tanda-tanda awal dari hubungan yang tidak sehat.

Coba Kencan di Luar Tipe Biasamu

Jika kamu selalu tertarik pada tipe yang sama tetapi hubungan selalu berakhir buruk, pertimbangkan untuk mencoba mengenal orang yang berbeda dari biasanya.

Prioritaskan pasangan yang menunjukkan kebaikan, kejujuran, dan stabilitas emosional.

Tetapkan Batasan yang Jelas

Belajar mengatakan "tidak" pada perlakuan yang tidak menghormati batasan pribadimu.

Jangan takut untuk pergi jika pasangan tidak bisa menghormati nilai dan kebutuhanmu.

Curhat ke Orang Terpercaya

Perspektif dari keluarga atau teman dekat bisa membantumu melihat hubunganmu dengan lebih objektif.

Jangan ragu untuk meminta saran dari mereka yang benar-benar peduli padamu.

Journaling dan Refleksi Diri

Catat pola hubunganmu, apa yang membuatmu tertarik pada pasangan tertentu, dan bagaimana hubungan tersebut berkembang. Ini akan membantumu menyadari pola yang perlu diubah.

Terapi dan Dukungan Profesional

Jika kamu merasa sulit untuk mengatasi pola ini sendiri, pertimbangkan untuk mencari bantuan profesional.

Terapis dapat membantumu memahami akar masalah dan memberikan strategi untuk membangun hubungan yang lebih sehat.

Kesadaran Diri adalah Kunci

Mengakhiri pola hubungan toxic tidak hanya soal memilih pasangan yang berbeda, tetapi juga soal mengenali dan memahami diri sendiri.

Dengan kesadaran diri, kamu bisa lebih bijak dalam membuat keputusan dan membangun hubungan yang benar-benar sehat dan membahagiakan.

Jangan menyalahkan diri sendiri atas kesalahan masa lalu. Apa yang sudah terjadi tidak bisa diubah, tetapi kamu punya kendali atas masa depanmu.

Dengan langkah-langkah yang tepat, kamu bisa berhenti terjebak dalam hubungan toxic dan mulai menjalani hubungan yang lebih sehat dan bermakna.

Langkah nyata yang bisa kamu lakukan agar tidak terlibat lagi dalam hubungan yang toxic adalah dengan tidak terburu-buru menjalin kasih setelah putus cinta.

Evaluasi dulu hubungan sebelumnya, supaya kamu bisa menghindari hal-hal yang perlu untuk hubungan masa depan.

(*)