Merujuk dari laman Institute Family Studies, Dr. Jaclyn Cravens Pickens melakukan penelitian tentang mengapa perempuan bertahan dalam rumah tangga yang penuh kekerasan.
Penelitian yang dirilis tahun 2015 ini menyebut bahwa ada beberapa faktor yang membuat perempuan bertahan dalam rumah tangga toksik.
Mulai dari perasaan takut hingga masalah kekhawatiran kendala finansial setelah berpisah dari pasangannya menjadi alasan perempuan bertahan di hubungan yang tidak sehat.
Lebih dari itu, ada beberapa alasan lainnya perempuan korban KDRT harus menelan pil pahit hidup dalam lingkungan yang penuh kekerasan.
1. Karena ketakutan: ancaman fisik dan emosional oleh pelaku kekerasan membuat korbannya merasa takut untuk speak up atau melaporkan.
Pada situasi ini, perempuan seakan dikendalikan oleh pasangannya. Alhasil, korban bisa mengalami trauma hebat hingga memicu ketakutan dan masalah mental kronis.
Perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga merasa terjebak karena ancaman suami yang akan menyakitinya lagi dan lagi.
2. Alasan anak-anak: banyak perempuan yang masih mempertahankan rumah tangga toksik karena alasan anak-anak.
Baca Juga: Edukasi Soal Kekerasan dalam Rumah Tangga: Langkah Preventif Perempuan Lindungi Diri