Baca Juga: Ini Pentingnya Literasi Finansial dan Perlindungan bagi Perempuan Indonesia
7. Menggunakan Barang Mewah sebagai Tolok Ukur Harga Diri
Orang yang merasa kurang berharga cenderung mencari validasi melalui barang-barang mewah.
Sayangnya, hal ini hanya memberikan kepuasan sesaat. Kunci sebenarnya adalah membangun rasa percaya diri dari dalam, bukan melalui materi.
8. Sering Membandingkan Diri dengan Orang Lain
Perbandingan sosial dapat menjerumuskan seseorang dalam pola pikir kelangkaan, di mana mereka selalu merasa kurang dibandingkan orang lain.
CEO YourTango, Andrea Miller, menyebut fenomena ini sebagai "Comparison Culture," yang dapat mengurangi kebahagiaan dan menimbulkan ketidakpuasan.
Cara terbaik untuk mengatasinya adalah dengan menumbuhkan rasa syukur atas apa yang sudah dimiliki.
9. Menyamakan Kekayaan dengan Kesuksesan
Orang yang hanya mengukur kesuksesan dari jumlah uang yang mereka miliki cenderung menghabiskan uang secara boros tanpa perencanaan untuk masa depan.
Baca Juga: 3 Tips Investasi dari Miliuner untuk Meningkatkan Kekayaan di Tahun Baru
Akibatnya, mereka tidak memiliki tabungan atau dana darurat yang cukup.
Memahami bahwa kesuksesan mencakup banyak aspek, seperti kesehatan, hubungan, dan kebahagiaan, dapat membantu mengubah perspektif ini.
10. Mengaitkan Emosi dengan Pengeluaran
Banyak keputusan keuangan didasarkan pada emosi, bukan logika. Pengeluaran impulsif sering kali menjadi cara untuk mengatasi stres atau kesedihan.
Menurut pelatih keuangan Pegi Burdick, memahami hubungan emosional seseorang dengan uang dapat membantu mereka membuat keputusan finansial yang lebih rasional.
Ingat, stabilitas finansial tidak hanya bergantung pada jumlah uang yang diperoleh, tetapi juga pada cara seseorang mengelolanya.
Dengan memahami dan mengatasi kebiasaan yang menghambat pertumbuhan finansial, seseorang dapat membangun masa depan yang lebih sejahtera.
Menetapkan tujuan, menjadi lebih terorganisir, mempelajari literasi keuangan, dan mengelola emosi dalam pengeluaran adalah langkah-langkah penting untuk mencapai kebebasan finansial.
Baca Juga: Perbedaan Financial Freedom dan Kemandirian Finansial, Mana yang Kamu Pilih?
(*)